Mahasiswa PPDS UNAIR Wakili Jawa Timur Raih Putri Pendidikan Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Firda Iragama Wessels, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) saat membawa pulang gelar Puteri Pendidikan Indonesia pada 7 Oktober 2021. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Setelah terpilih menjadi Puteri Pendidikan Jawa Timur, Firda Iragama Wessels, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil membawa pulang gelar Puteri Pendidikan Indonesia pada 7 Oktober 2021 lalu. Dihubungi oleh Unair News, Firda sempat tak menyangka bahwa ia akan menjuarai beauty pageant tingkat nasional tersebut. 

“Sempat nggak nyangka, karena peserta disana sangat kompeten dari background masing-masing, sudah berpengalaman dan memiliki banyak prestasi,” sebutnya.

Ajang yang digelar secara offline di Hotel Banana Inn, Bandung itu banyak menyisakan pengalaman berharga bagi Firda. Salah satunya saat ia menggunakan kostum-kostum buatan desainer Jawa Timur, yakni Jusuf Bachtiar, Ardi Jaya dan Nathania Co. “Aku bangga dan sekaligus ingin menunjukan bahwa desainer lokal itu capable dan karyanya keren-keren,” tegasnya.

Tak hanya soal cantik, gelar Puteri Pendidikan yang ia raih telah melalui banyak aspek penilaian. Yaitu penilaian presentasi, nilai ujian kompetensi, penyampaian pendapat, dan interview personal dalam masa karantina daring. “Sementara pada Grand Final, terdapat penilaian berupa pembawaan diri, penampilan fisik, cara berbicara dan juga penyampaian advokasi,” jelas mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) UNAIR tersebut.

Di ajang itu ia meneruskan dua advokasi yang diusungnya di ajang Putra-Putri Pendidikan Jawa Timur, dan satu advokasi baru. Yang pertama, Tanya ke Dokter merupakan program edukasi kesehatan melalui live instagram dari berbagai rekan sejawat di bidang kedokteran. Selanjutnya, ada aplikasi Promilku yang menyediakan informasi nutrisi ibu hamil sesuai dengan berat dan tinggi badan, serta penyakit penyerta yang dimiliki.

“Yang terbaru ada BiDik yaitu bincang pendidikan, yang nantinya akan menjembatani isu dan problem sekaligus mencari problem solving dan transparansi antara pemerintah atau lembaga terkait,” jelas mahasiswa PPDS semester tiga tersebut.

Menurutnya, selain mengemban tanggung jawab sebagai edukator pendidikan, utamanya pendidikan kesehatan, ia juga harus mampu mencontohkan attitude yang baik sebagai role model. “Tentu harus mencontohkan hal-hal yang baik. Bagaimana kita bisa menjalankan program advokasi untuk pengembangan pendidikan di Indonesia, kalau kita sendiri nggak bisa mencontohkan hal-hal yang baik?,” Ungkapnya.

Bagi Firda, gelar Puteri Pendidikan Indonesia yang ia raih tak hanya menjadi kebanggaan semata, namun juga sebagai tanggung jawab yang harus ia emban dengan baik, tanpa mengabaikan perannya sebagai mahasiswa residen.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp