UNAIR NEWS – Geliat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) telah memasuki tahun pertamanya. Dalam MBKM, mahasiswa/i diberi kesempatan untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. UNAIR merupakan salah satu universitas yang ingin mengarusutamakan program ini di tiap fakultasnya, tak terlupa pula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.
Untuk mengeksplor pengejawantahan MBKM dalam FEB UNAIR, tim redaksi memutuskan untuk mewawancarai Dekan FEB UNAIR Prof. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., pada Rabu siang (9/11/2021). Ia mengatakan bahwa FEB UNAIR menyambut hangat serta siap untuk memfasilitasi mahasiswa yang berpartisipasi dalam delapan program MBKM. Pada umumnya, fasilitasi itu berupa pendampingan dosen dan konversi SKS.
“Misal magang terstruktur. Apabila terdapat mahasiswa yang melakukan magang terstruktur, kita akan sediakan dua pembimbing. 1 dari dosen FEB, 1 dari tempat magang yang dituju. Hal ini agar dapat dipastikan efektivitas magangnya,” tutur Pakar Akuntansi itu.
Prof. Dian mengatakan bahwa elan dari MBKM sejatinya sudah diimplementasikan oleh UNAIR, khususnya FEB, contoh lumrahnya adalah pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Namun, kehadiran MBKM beserta program Indonesian International Student Mobility Awards (IIISMA) dapat mengintensifikasikan jumlah mahasiswa yang outbound. Prof. Dian juga menyinggung terkait peran pusat kajian yang dapat berguna meningkatkan talenta mahasiswa dalam penelitian dan kepenulisan. Disitu, mahasiswa dapat membantu dosen dalam penelitian serta memasukkan paper ke jurnal bertaraf internasional.
“Untuk konteks pengabdian masyarakat, kita sudah bermitra dengan Lembaga Manajemen Infaq. Dosen-dosen juga sudah membantu dengan membekali ilmu guna membekali mahasiswa yang terjun ke masyarakat. Kami juga telah bekerjasama dengan Bank Indonesia dimana mahasiswa dapat magang disitu selama beberapa bulan dan juga diperbolehkan mengakses data-data guna keperluan riset. Nanti periode permagangan tersebut dapat dikonversi menjadi 20 SKS,” ujar dekan itu.
Guna mengamplifikasi warta mengenai MBKM, Dekanat FEB bekerjasama erat dengan lembaga mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA). Hal ini agar seluk beluk mengenai program-program Kampus Merdeka dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat FEB UNAIR. Prof. Dian juga menjelaskan tentang program siniar bernama Bincang Santai yang diinisiasi oleh FEB UNAIR
“Isi Bincang Santai itu sama tentang sosialisasi-sosialisasi program mahasiswa, termasuk juga MBKM. Tetapi, kita lebih fokuskan pada implementasi dari program itu. Jadi misalnya ada mahasiswa yang mengikuti IISMA, kita tanyakan terkait pengalaman disana, tips dan trik, serta bagaimana mengkonversi studinya menjadi SKS,” tutupnya.
Penulis: Pradnya Wicaksana
Editor: Nuri Hermawan