Tinjauan Sistematis tentang Deteksi dan Pemantauan Gas Beracun Menggunakan Biosensor Berbasis Nanotube Karbon

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh CNN

Polusi udara tetap menjadi salah satu momok utama di dunia karena dampaknya terhadap perubahan iklim dan kesehatan manusia yang telah menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan kematian. Kegiatan manusia (antropogenik) seperti proses industri, pembangkit listrik, proses metalurgi, dan beberapa proses yang lainnya serta ditambah dengan aktivitas alam seperti aktivitas gunung berapi, kebakaran hutan, dan erosi tanah adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi besar terhadap peningkatan polusi udara. Polusi udara dari aktivitas antropogenik tetap menjadi penyumbang utama masalah kesehatan masyarakat secara global. Aktivitas ini menyumbang 9 juta kematian per tahun dengan 91% dari populasi dunia yang tinggal di daerah di mana kualitas udara melampaui tingkat yang direkomendasikan WHO.

Jelas bahwa gas berbahaya mempengaruhi kesehatan masyarakat dan perubahan iklim. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah penggunaan sensor yang merupakan bagian dari teknologi penginderaan gas dalam memantau dan mengendalikan polusi udara. Sensor ini menawarkan fitur menarik yang meliputi fabrikasi yang mudah, operasi suhu rendah, stabil secara termal, dan spektrum deteksi yang luas. Sifat unik dari CNT berpotensi menjadikan CNT sebagai salah satu bahan dalam pembuatan biosensor dalam pemantauan gas beracun. Sifat-sifat CNT selanjutnya dapat ditingkatkan melalui fungsionalisasi yang dapat menghasilkan perubahan sifat kimia yang permanen atau reversibel dan menciptakan fungsionalitas baru.

Mitigasi dalam bentuk penginderaan gas melalui biosensor tampaknya merupakan strategi yang menjanjikan sebagaimana dibuktikan oleh studi yang ditinjau yang pada dasarnya berpusat pada penilaian biosensor berbasis CNT untuk penginderaan gas. Latar belakang singkat tentang CNT serta sintesis dan fungsionalisasi CNT telah ditinjau. Pencapaian luar biasa dalam hal fabrikasi dan deteksi gas melalui biosensor berbasis CNT juga telah disebutkan. Dari publikasi yang ditinjau, diamati bahwa terlepas dari pencapaian yang dicapai pada aplikasi biosensor berbasis CNT untuk penginderaan gas, masih ada beberapa keterbatasan yang dapat dilihat pada beberapa penelitian sehingga memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengurangi dan memperbaiki baik di tingkat awal dan aplikasi. Juga ditekankan dalam penelitian ini adalah kemungkinan pemanfaatan CNT dalam kombinasi dengan konstituen konduktif lainnya, di mana pemanfaatan sintesis yang dihasilkan akan meningkatkan kecenderungan fungsional dan keberlanjutannya.

Secara global, kapasitas produksi CNT saat ini melampaui ribuan ton per tahun. Oleh karena itu diharapkan tinjauan ini akan membuka jalan bagi perkembangan yang dapat memajukan adopsi prosedur sensor gas model baru menggunakan biosensor berbasis CNT.

Penulis: Dr. Handoko Darmokoesoemo, Drs., DEA

Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214180421000684

Onyancha, R.B., Ukhurebor, K.E., Aigbe, U.O., Osibote O.A., Kusuma H.S., Darmokoesoemo H., Balogun, V.A., A systematic review on the detection and monitoring of toxic gases using carbon nanotube-based biosensors, Sensing and Bio-Sensing Research, 2021, 34, 100463, DOI: 10.1016/j.sbsr.2021.100463

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp