UNAIR NEWS – Mengikuti study exchange merupakan hal yang telah diidam-idamkan Nadya Allysa sejak awal tahun 2021. Impian itu akhirnya terwujud saat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) ini berhasil menjadi penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), program besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). IISMA adalah salah satu program dari rangkaian kampus merdeka yang memberikan kesempatan kepada awardee untuk melakukan studi di luar negeri selama satu semester.
Menjadi satu di antara seribu orang yang berangkat pada batch pertama, Nadya mengaku bersyukur karena jalan menuju impiannya dimudahkan berkat adanya program kampus merdeka. “Di awal tahun aku udah set goals aku untuk bisa study exchange di 2021, dan ternyata di tahun yang sama, IISMA buka batch pertama. Awalnya sempat ga kepikiran untuk lolos, tapi pas pengumuman lolos, bersyukur sekali,” sebutnya.
Selain karena mendukung secara finansial, Nadya memutuskan untuk mendaftar IISMA, karena program ini juga menawarkan banyak universitas dan juga ragam mata kuliah lintas jurusan. “Selain itu, kuota seribu mahasiswa itu banyak banget, beasiswa lain nggak sebanyak itu,” jelasnya.
Setelah dinyatakan lolos, tim Airlangga Global Engagement (AGE) dirasa Nadya amat membantu dalam persiapan keberangkatan. “Berterima kasih banyak sama tim AGE karena sudah mau direpotkan, juga karena selalu up to date dengan awardee IISMA,” ucapnya.
Selain itu, dukungan FISIP sebagai fakultas asal, terhadap peserta IISMA juga disebutkan Nadya menjadi salah satu dukungan yang sangat berarti. “FISIP juga sangat support dan membantu, utamanya dalam berkas-berkas, untuk support finansial semacam karantina yang tidak di-cover oleh IISMA,” sebut mahasiswa semester tujuh itu.
Lewat program IISMA, Nadya berkesempatan untuk menempuh pendidikan di University of Edinburgh, Scotland, United Kingdom. Menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi Nadya, dapat merasakan studi di jajaran top 20 universities in the world berdasarkan QS Ranking.
Disana, ia mendapatkan banyak pengetahuan serta pengalaman baru yang tak ia temukan selama di Indonesia. “Sistemnya disini hybrid, jadi ada lecture yang sifatnya online tapi fleksibel, video pembelajarannya bisa kita tonton kapanpun. Lalu ada offline atau disebut tutorial, dimana sistemnya dibentuk kelompok-kelompok kecil yang nanti akan diskusi bareng mahasiswa S3 atau S2,” sebutnya.
Berbeda dengan di negara dua musim, di United Kingdom, Nadya kini harus terbiasa mengecek perkiraan cuaca dan menyesuaikan baju yang dipakainya agar tidak kedinginan.
“Disini butuh adaptasi cuaca, karena lebih sering hujan. Mungkin karena mau masuk winter juga, jadi suhu terpanas disini enam belas derajat,” ucapnya.
Pengalaman menjadi awardee IISMA menjadi salah satu pengalaman sekaligus langkah baru bagi Nadya untuk menapaki dunia pendidikan. Akhir kata, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNAIR ini berharap agar program ini terus berlanjut agar dapat mewujudkan impian mahasiswa lain, sekaligus memberikan ilmu dan pengalaman lebih kepada para mahasiswa Indonesia.(*)
Penulis : Stefanny Elly
Editor: Khefti Al Mawalia