Sungai Brantas adalah sungai terpanjang di Jawa Timur yang memiliki sumber mata air di Kota Batu dan bermuara di Selat Madura. Sangai ini membentuk cabang di Kabupaten Mojokerto, aliran yang ke Kabupaten Sidoarjo disebut Kali Porong, sedangkan aliran ke Surabaya disebut Kali Mas. Ikan-ikan Sungai Brantas saat ini mengalami tantangan perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia. Pencemaran domestik dan industri membuat banyak spesies berkurang atau bahkan punah. Salah satu ikan yang cukup ikonik karena bentuk dan warnanya menarik adalah ikan Kuniran Sungai Mystacoleucus marginatus (Valenciennes, 1842). Ikan Kuniran memiliki ciri-ciri yang mirip dengan ikan tawes tetapi dengan tampilan yang lebih menarik yaitu memiliki sirip berwarna kuning cerah. Ikan ini telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Sungai Brantas sebagai ikan konsumsi yang berasal dari tangkapan alam. Saat ini status keberadaan ikan Kuniran semakin sulit dijumpai di Sungai Brantas akibat aktivitas penangkapan yang dilakukan secara terus menurus, oleh karena itu peneliti dari Universitas Airlangga bekerjasama dengan Universitas Brawijaya untuk mengkaji keberadaan ikan Kuniran di Sungai Brantas.
Hasil penelitian menunjukkan ikan Kuniran keberadaanya masih banyak dijumpai di bagian hulu dan tengah Sungai Brantas, sedangkan semakin kearah hilir ikan ini semakin sulit dijumpai. Lokasi terbanyak keberadaan ikan Kuniran berada di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri, sedangkan di wilayah Kabupaen Mojokerto sampai Surabaya dan Sidoarjo keberadaannya semakin sedikit bahkan tidak ditemukan lagi. Hal ini tidak lepas dari kondisi kualitas air Sungai Brantas kearah hilir semakin menurun akibat limbahi. Fakta ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa keberadaan Ikan Kuniran harus segera diselamatkan dengan cara menjaga lingkungan sungai dan mengontrol kegiatan penangkapan.
Cara lain agar keberadaan ikan Kuniran tetap lestari adalah melalui program domestikasi. Domestikasi dapat mengurangi ketergantungan ikan Kuniran dari hasil tangkapan alam. Ikan Kuniran yang telah jinak dapat dipijahkan dan menjadi salah satu komoditas budidaya. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan Kuniran juga memilik potensi untuk dijadikan ikan hias. Saat ini tren perdangan ikan hias berbasis ikan lokal tengah naik daun dan ikan Kuniran dapat menjadi salah satu komoditas yang bisa diperdagangkan.
Penulis: Veryl Hasan
Referensi: Valen, F.S., Sambah, A.B., Wicaksono, P.J., Widodo, M.S., Soemarno, Hasan, V. 2021. Genetic diversity of Yellow Finnedbarb Mystacoleucus marginatus (Valenciennes, 1842) (Teleostei, Cyprinidea) in Brantas basin Upstream, Indonesia. Eco. Env. & Cons. 27 (2): 2021; pp. (695-699).