Raih Emas PIMNAS, Rizky Widodo: Pengalaman yang Lebih dari Emas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Dalam gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 tahun 2021 yang berlangsung di Universitas Sumatera Utara (USU) secara offline dan online, tim Chitomask dari UNAIR berhasil meraih satu medali emas dalam kategori presentasi.

Perasaan bangga dan haru menyelimuti lima mahasiswa yang tergabung dalam tim tersebut. Salah satunya Muhammad Rizky Widodo yang menyebut bahwa kali ini menjadi pengalaman yang lebih dari ‘emas’.

“Berbagai halang rintang, air mata, darah, dan keringat serta harap-harap cemas bisa lanjut PIMNAS itu telah terlewati. Buat anak UNAIR, akan lengkap jadi mahasiswa kalau bisa ikut PIMNAS, semacam ajang hajinya mahasiswa,” tulisnya dalam aku Instagram @kyky_kaikai.

Selanjutnya Ardelia Bertha selaku ketua tim mengaku baru kali pertama merasakan pengalaman ini. Ia menceritakan berbagai benefit yang didapatkan selain pengkonversian SKS, yaitu secara otomatis mahasiswa yang lolos PIMNAS dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi saat mereka wisuda.

Baca: Mahasiswa UNAIR Ciptakan Masker Antibakteri dan Antivirus dari Limbah Udang

Menyoal tips, Ardel pun tidak segan membagikannya. Pertama, komposisi pembentukan tim harus lengkap. Ia menyarankan untuk beda jurusan.

Kedua, presentator sebaiknya satu-dua orang, sebab tone suara berpengaruh sangat esensial. Tetapi saat sesi tanya jawab diwajibkan keterlibatan semua peserta untuk aktif. Ketiga, secara teknis penulisan. Judul dibuat semenarik mungkin.

Ia juga menambahkan, untuk PKM-K baiknya Break Event Point (BEP) harus tercapai sehingga bisa sebagai tolok ukur keberlanjutan usaha tersebut.

Terlepas perolehan hadiah dari PIMNAS, hal yang sedang digeluti tim, salah satunya saat ini mereka fokus ke pengembangan. Kemudian tahun berikutnya menggenjot promosi.

InsyaAllah November join expo di Bali. Alhamdulillah juga saat ini sudah pengajuan Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Hak atas Kekayaan Intelektual (Haki),” jelas Ardel.

“Tahun berikutnya, semoga bisa menggandeng instansi pemerintahan dan punya tempat produksi sendiri,” imbuhnya.

Terakhir, Ardhel juga berpesan untuk mahasiswa lain bahwa jenjang waktu terlama di perguruan tinggi itu sarjana, sayang banget jika tidak dimanfaatkan. Maka berikanlah kontribusi nyata. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp