Puncak Growth spurt Pubertal pada Anak dengan Maloklusi Kelas I dan II Angle Berdasarkan Analisis Cervical Vertebrae Maturation

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh BabyCenter

Growth spurt merupakan sebuah periode dimana dalam rentang waktu tersebut terjadi peningkatan percepatan pertumbuhan seorang individu. Growth spurt terjadi beberapa kali dalam hidup manusia, salah satunya adalah pubertal growth spurt yang terjadi pada usia 11-13 tahun pada anak perempuan dan pada anak laki-laki di usia 14-16 tahun. Pada periode waktu ini terjadi peningkatan pertumbuhan secara signifikan sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi, kemudian juga adanya peningkatan massa otot, redistribusi lemak tubuh dan peningkatan laju pertumbuhan tulang. Periode percepatan pertumbuhan sangat penting untuk perawatan ortodonti karena modifikasi pertumbuhan dihasilkan paling baik selama masa growth spurt pubertal ketika tulang-tulang fasial bertumbuh dengan pesat.

Perawatan ortodonti dilakukan untuk mengoreksi adanya maloklusi agar didapatkan susunan gigi dan kontak oklusal, serta estetik wajah yang baik, sehingga dapat dicapai fungsi oklusi yang efisien. Maloklusi didefinisikan sebagai ketidaksejajaran (misalignment) gigi atau oklusi yang tidak tepat antara lengkung gigi atas dan bawah dan memiliki efek signifikan pada perkembangan kraniofasial, kesehatan dan fungsi mulut, serta penampilan pasien, dan dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan sistemik pasien pada kasus yang berat. World Health Organization (WHO) menyatakan maloklusi sebagai masalah kesehatan mulut ketiga yang paling umum setelah karies gigi dan penyakit periodontal. Angle mengklasifikasikan maloklusi ke dalam tiga kelas dimana baik pada fase gigi pergantian dan permanen, maloklusi Kelas I Angle memiliki angka kejadian yang lebih tinggi daripada Kelas II, sedangkan yang paling jarang ditemukan adalah Kelas III.

Salah satu cara menilai periode growth spurt adalah denganpenentuan tingkat maturasi dan evaluasi dari potensi pertumbuhan kraniofasial. Alat diagnostik yang saat ini sering digunakan adalah analisis menggunakan metode Cervical Vertebrae Maturation (CVM) yang dilakukan dengan melakukan evaluasi pada perubahan morfologis vertebra servikal selama tahap maturasi skeletal. CVM menjadi populer karena analisis maturasi skeletal dilakukan pada radiografi sefalometrik lateral, jenis radiografi yang secara rutin dibutuhkan untuk diagnosis ortodontik. Hal ini akan mengurangi efek paparan radiasi dan biaya yang dikeluarkan pasien menjadi lebih efektif. Cervical stage 3 (CS 3) dan cervical stage 4 (CS 4) dari metode CVM merupakan tahap awal dan akhir dari akselerasi puncak growth spurt. Studi longitudinal oleh Gu dan McNamara, serta Perinetti et al., melaporkan bahwa peningkatan maksimum dalam pertumbuhan mandibula terjadi antara CS3 dan CS4. Interval usia antara kedua tahap ini dianggap sebagai durasi puncak growth spurt pubertal.

Durasi puncak growth spurt pubertal ditemukan terjadi sepanjang 11 bulan (11 tahun 10 bulan – 12 tahun 9 bulan) pada maloklusi Kelas I Angle dan 7 bulan (11 tahun 8 bulan – 12 tahun 4 bulan) pada maloklusi Kelas II Angle. Perbedaan yang ditemukan pada penelitian ini adalah 4 bulan, yaitu 11 bulan pada maloklusi Kelas I dan 7 bulan pada anak dengan maloklusi Kelas II Angle. Berdasarkan informasi ini, dapat disimpulkan bahwa durasi puncak growth spurt pubertal yang lebih singkat pada maloklusi Kelas II berarti waktu perawatan yang diberikan juga lebih singkat untuk dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan mandibula. Hal ini juga dapat menjelaskan pertumbuhan yang lebih sedikit pada panjang mandibula anak dengan maloklusi Kelas II Angle skeletal selama masa percepatan pertumbuhan pubertal jika dibandingkan dengan Kelas I. Durasi yang lebih panjang dari puncak growth spurt pubertal terkait dengan ukuran mandibula yang lebih besar, sedangkan durasi yang lebih pendek akan menghasilkan ukuran akhir mandibula yang lebih kecil.

Gaya hidup modern, termasuk diet, aktivitas fisik, dan paparan bahan kimia merupakan faktor yang berkontribusi terhadap fase pubertal. Variabel-variabel tersebut berinteraksi dan mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi pubertal dengan cara yang kompleks. Faktor diet atau nutrisi erat kaitannya dengan faktor sosial ekonomi. Kelebihan berat badan dan obesitas juga memiliki efek yang signifikan terhadap pertumbuhan pubertal karena akan mempengaruhi intake makanan, aktivitas fisik anak yang kemudian secara lebih lanjut akan mempengaruhi sistem endokrin yang merupakan sistem kompleks yang mengatur dan memodifikasi pertumbuhan pubertal.

Onset, durasi, dan penyelesaian (completion) growth spurt pubertal akan memberikan pengaruh dalam pertumbuhan mandibula, yang merupakan aspek relevan dalam ortopedi dentofasial, karena hasil dan stabilitas perawatan dapat dipengaruhi oleh status maturasi pasien. Literatur memberikan banyak bukti bahwa panjang anteroposterior mandibula dan juga relasi maksilomandibular berbanding lurus dengan semakin lamanya durasi atau interval dari puncak growth spurt pubertal. Semakin lama durasi puncak growth spurt pubertal maka kemungkinan akan menghasilkan panjang anteroposterior mandibula yang juga lebih panjang. Hal ini dapat memperparah kondisi maloklusi seseorang secara skeletal. Pengetahuan mengenai onset usia dan durasi dari puncak growth spurt pada masing-masing kelas maloklusi Angle ini akan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan perkembangan dari kedua jenis maloklusi dan selanjutnya memfasilitasi rencana perawatan serta waktu yang tepat untuk dilakukannya perawatan ortodontik fungsional selama periode pertumbuhan yang cepat ini.

Penulis: Prof. Seno Pradopo, drg., SU., Ph.D., Sp.KGA (K)

Link Jurnal: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/2335

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp