UNAIR NEWS – Marine fungi merupakan salah satu riset yang tengah dikembangkan oleh Lab Sibero Universitas Diponegoro Semarang. Jamur banyak hidup di lingkungan sekitar, misalnya roti, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Salah satunya adalah marine fungi yang menempel pada coral dan sponge yang ada di perairan laut. Maka dari itu topik mengenai marine fungi perlu untuk dipelajari dan dikembangkan. Sebagai upaya pembelajaran marine fungi bagi mahasiswa, FPK PSDKU UNAIR menggelar kuliah tamu dengan tema “Exploring the Potency of Marine Fungi Symbion Associated with Invertebrae”.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (3/11), mengundang Dr. Mada Triandala Sibero, S.Pi., M.Si., sebagai pemateri. Di awal penyampaianya ia menerangkan bahwa fungi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan misalnya pada bidang pakan, medis, akuakultur, dan bidang lainnya. Selain itu fungi terbagi menjadi tiga jenis, meliputi Jamur (mushroom), Kapang atau mold, dan Khamir.
“Marine fungi merupakan genus atau species fungi yang dapat diisolasi berkali-kali dari lingkungan laut maupun pesisir,” jelasnya.
Berdasarkan kebutuhannya terhadap salinitas, sambung Dr. Mada, marine fungi dibagi menjadi dua yaitu marine fungi obligat dan marine fungi fakultatif. Marine fungi di perairan laut bersifat saprofit, sehingga dapat mendegragdasi komponen organic pada lingkungan laut. Selain itu, marine fungi dapat berperan sebagai parasite atau pathogen bagi organisme yang dominan pada suatu ekosistem tertentu, sehingga dapat menjadi biocontrol keseimbangan ekosistem laut.
“Terakhir fungi berperan sebagai simbion yaitu bersimbiosis dengan organisme lainnya untuk bertahan hidup,” ungkap dosen FPIK Universitas Diponegoro Semarang
Pada akhir, ia menjelaskan bahwa khamir dapat difermentasi dan digunakan sebagai tambahan nutrisi pada pakan karena dapat meningkatkan alanine, glysine, omega 6, dan sebagainya serta menurunkan senyawa histidine. Selain itu, lanjutnya, fungi dapat melakukan bioremediasi limbah tambak menggunakan beberapa jenis fungsi. Jamur bisa menjadi bioremediasi (Mycoremediation) yang akan mendegradasi warna (warna cerah), karena jamur memiliki gen yang berfungsi untuk membawa sandi.
“Bioremediasi merupakan pemulihan kondisi lingkungan dari yang tercemar menjadi pulih seperti semula. Aspergillus flavus dapat mengurangi kandungan amonia dalam air,” tutupnya.
Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor: Nuri Hermawan