UNAIR NEWS – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) memberikan fasilitas bagi seluruh mahasiswa untuk mengeksplor kemampuan dan kreativitasnya. Universitas Airlangga juga mewadahi program tersebut dengan apik, tentunya didukung oleh fakultas yang dinaungi oleh UNAIR. Fakultas Psikologi (FPsi) tak luput menjadi salah satunya.
Dekan Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Suryanto, M.Si mengatakan bahwa program MBKM yang dijalankan tidak berbeda jauh dengan fakultas lain, namun menurutnya setiap fakultas memiliki program khas.
“Program MBKM di Psikologi (Red,Fakultas) tidak jauh berbeda dengan yang lain karena di UNAIR ini satu pintu aturan, namun yang membedakan ada kekhasan dari masing-masing fakultas,” ujar Prof. Suryanto, Rabu (20/10/2021) melalui Zoom.
Fakultas Psikologi sendiri menjalankan pertukaran mahasiswa dalam negeri seperti Permata dan Sasrabahu, serta pertukaran ke luar negeri dengan IISMA dan menjalankan program AMERTA. Selain itu juga mahasiswa FPsi terlibat dalam Magang Merdeka, riset atau penelitian, abdi desa, dan proyek kemanusiaan, serta pembelajaran lintas rumpun yang berbasis IPE maupun short summer course yang dikelola oleh WUACD.
Menurut Prof Sur, sapaan akrab Suryanto, yang menjadi khas MBKM di Fakultas Psikologi adalah proyek kemanusian yang digagas fakultas bersama Ikatan Alumni Psikologi Universitas Airlangga (APSILANGGA). “Kami punya proyek kemanusiaan yang disebut Psychocare. Jadi Psychocare ini program dari fakultas bersama APSILANGGA melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tanggap bencana,” papar Prof Sur.
Selain itu ada mahasiswa Psikologi UNAIR yang berpartisipasi dalam Program Kampung Menari di lereng Gunung Merbabu tepatnya Desa Sekendi, Magelang. Namun terkendala pandemi program bersama Kementerian Sosial belum dapat terlaksana.
Dengan Program MBKM yang dijalankan oleh Fakultas Psikologi, Prof Sur berharap dapat berdampak baik pada mahasiswa yang berpartisipasi. Selain itu menurutnya, program MBKM dapat berjalan dengan sangat baik ketika sepenuhnya dilakukan secara langsung di lapangan.
“Karena pandemi, program MBKM itu banyak yang daring, kalau mahasiswa di lapangan betul akan jadi menarik. Saya kira nanti MBKM akan sukses ketika mahasiswa seluruhnya melaksanakan secara riil di lapangan,” tandasnya. (*)
Penulis: Tata Ferliana W.
Editor: Binti Q Masruroh