Sasar Surabaya dan Jember, BKMP Bersama UNICEF Gencarkan Penyuluhan Kesehatan di Lingkungan Sekolah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KEGIATAN penyuluhan yang dilakukan oleh BKMP UNAIR bersama UNICEF Indonesia, Kamis (28/10/2021) secara daring lewat Zoom Meeting. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Badan Kerjasama dan Manajemen Pengembangan (BKMP) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui GELIAT Airlangga bersama UNICEF Indonesia kembali mengadakan penyuluhan kesehatan. Kali ini giliran sosialisasi terkait pentingnya sanitasi; kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat; serta pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah pada era normal baru. Kegiatan yang dilangsungkan secara daring (28-29/10/2021) itu menyasar sedikitnya 273 sekolah di wilayah Kota Surabaya dan 110 sekolah di Jember. 

Dalam pidato pembukaannya, Ketua BKMP UNAIR Dr. Eko Supeno, Drs., M.Si. menyatakan dukungan penuh. Menurutnya, penyuluhan itu sangat relevan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Dimana Covid-19 memaksa kita memiliki kesadaran baru untuk beradaptasi dengan situasi yang sedang terjadi. 

“Kesadaran kita tentang hidup sehat tidak cukup dibangun oleh pengetahun-pengetahuan yang kita dapat. Tapi sejauh mana implementasinya,” tandasnya. 

Sementara itu, perwakilan UNICEF Indonesia Muhammad Afrianto Kurniawan, ST., M.Sc. berkesempatan menyampaikan materi mengenai pentingnya air bersih dan sanitasi di sekolah. Ia menegaskan, sekolah setidaknya menyediakan tiga komponen sanitasi yang aman dan sehat. 

Pertama, sekolah harus memiliki sarana sanitasi yang lengkap. Tidak hanya sekedar menyediakan WC, tapi juga jamban terpisah antara laki-laki dan perempuan. 

Poin berikutnya adalah perilaku hidup bersih, seperti rutin cuci tangan pakai sabun; buang air pada tempatnya; dan minum air putih yang layak konsumsi. Serta komponen ketiga, yakni manajemen sanitasi.

“Sebuah sekolah tanpa sanitasi dan air itu bukan sekolah,” ucapnya.

Faktanya, baru 1 dari 3 sekolah di Jatim yang memiliki sanitasi dan kebersihan lengkap. Sementara itu, studi UNESCO menemukan bahwa secara global, fasilitas sanitasi yang tidak layak di sekolah menyebabkan 1 dari 5 anak perempuan yang berusia di atas sekolah dasar putus sekolah.  Padahal, sanitasi sekolah digadang-gadang sebagai langkah awal terwujudnya lingkungan belajar yang sehat. 

“Air, sanitasi, dan perilaku hidup bersih dan sehat dapat menurunkan angka ketidakhadiran secara signifikan hingga 21-54%. Inilah kenapa sanitasi juga berkaitan dengan pendidikan,” ujarnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR Muthmainnah, S.KM., M.Kes memperkenalkan Aplikasi Geliat Santun. Sebuah aplikasi untuk membantu sekolah dalam menjalankan pembelajaran tatap muka yang aman dan sehat di masa pandemi Covid-19.

Aplikasi ini berisi skema pelatihan dan tools yang dapat diakses dengan mudah. Terdapat empat fitur utama, di antaranya SANTUN Edukasi FUN (SEDUFUN); Konseling SANtun (KOSAN); Sudah SANTUNKAH LingkunganMu; dan SEBARKAN SANTUY.  

“Aplikasi Geliat Santun ini kita rancang sebagai media intervensi dalam promosi kesehatan di sekolah-sekolah. Ini juga memudahkan dalam pemantauan nantinya,” jelasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor : Khefti Al Mawalia 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp