Potensi Cabe Jawa dan Merica Hitam sebagai Afrodisiak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh bimbim.in

Pencarian afrodisiak dari tanaman mulai dan terus dieksplorasi karena prevalensi yang tinggi dari disfungsi seksual. Disfungsi seksual atau kelainan seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup baik pria dan Wanita. Kondisi ini menyebabkan ketakutan, depresi, dan kehilangan kepercayaan diri atau harga diri. Kasus disfungsi seksual ini diperkirakan mencapai 322 juta di seluruh dunia pada tahun 2025. Prevalensi di Indonesia diperkirakan sekitar 35,6% dan 15% dari seluruh populasi Asia. Prevalensi ntuk pria terjadi sekitar 10% hingga 52% sedangkan pada Wanita terjadi 25% hingga 63%. Permasalahan kelainan seksual yang sering terjadi pada pria seperti impotensi dan disfungsi ereksi dapat berkembang menjadi permasalahan yang serius. Beberapa hal yang dapat memicu disfungsi seksual antara lain kondisi psikologis, stress, depresi, dan ketidakbahagiaan.

Afrodisiak merupakan bahan atau hal-hal yang dapat meningkatkan gairah seksual. Afrodisiak terbagi menjadi dua jenis yaitu rangsangan secara psikologis (pengelihatan, sentuhan, penciuman, dan aural) dan makanan, minuman atau obat seperti Sildenafil (meningkatkan ereksi), Tadalafil (mendorong ereksi) Addyi® (untuk meningkatkan hipoaktivitas seksual pada wanita) yang diresepkan untuk disfungsi seksual. Berbagai obat telah banyak digunakan sebagai peningkat aktivitas afrodisiak, baik obat kimiawi maupun obat dari tanaman.

Cabe jawa dengan nama ilmiah Piper retrofractum dan merica hitam dengan nama ilmiah Piper nigrum merupakan tanaman yang sering kali digunakan untuk meningkatkan aktivitas afrodisiak. Kedua tanaman ini berasal dari keluarga Piperaceae dan bagian yang digunakan dalah buahnya. Buah cabe jawa dan buah merica hitam telah dipercaya sebagai tanaman yang dapat meningkatkan gairah dan memperbaiki gangguan sexual bagi pria. Beberapa produk tradisional yang mengandung kedua bahan tersebut banyak beredar di pasaran. Ada yang dikemas dalam bentuk kapsul maupun dicampurkan di dalam kopi atau juga dibuat minuman tradisional atau jamu.

Kandungan utama yang ada pada tanaman Piperaceae adalah senyawa golonga alkaloid yang disebut piperin. Piperin diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis. Pada penelitian terbaru menyebutkan bahwa piperin dapat mempengaruhi suasana hati dan gangguan kognitif. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pembuktian aktivitas afrodisiak dari Cabe jawa dan merica hitam yang secara tradisional telah digunakan sebagai afrodisiak.

Pada penelitian yang telah dilakukan, buah cabe jawa dan buah merica hitam masing-masing diekstraksi dengan pelarut alkohol 70%. Pada masing-masing ekstrak ditentukan kadar senyawa marker piperin. Dari hasil penentuan kadar piperin ini, diketahui bahwa kadar piperin ekstrak buah merica hitam lebih tinggi dibandingkan ekstrak buah cabe jawa. Pada penelitian  sebelumnya telah diketahui bahwa 13 mg senyawa piperin mempunyai aktivitas afrodisiak, sehingga pada uji aktivitas yang dilakukan pada kedua ekstrak ini, dosis masing-masing ekstrak adalah sejumlah ekstrak yang mengandung piperin sebanyak 13 mg.

Pengujian aktivitas afrodisiak dilakukan menggunakan mencit. Mencit jantan dan mencit betina ditempatkan dalam ruang kaca yang bersebelahan sehingga masih dapat saling melihat. Tiga puluh menit setelah sampel uji diberikan secara oral pada mencit jantan, mencit betina dimasukkan ke dalam ruang kaca tempat mencit jantan dan direkam selama 60 menit. Setelah itu mencit betina dikembalikan pada ruang kaca semula. Tiga puluh menit kemudian mencit betina dimasukkan Kembali ke dalam ruang kaca mencit jantan dan direkam selama 60 menit. Data yang digunakan adalah jumlah introduction dan mounting yang terjadi selama 120 menit saat mencit jantan dan betina dicampurkan. Introducing adalah pengenalan mencit jantan terhadap mencit betina. Pengenalan diartikan sebagai sikap untuk memulai aktivitas seksual, yang melibatkan menjilati dan mengendus organ anogenital mencit betina. Sedangkan mounting adalah posisi mencit jantan memanjat mencit betina dari belakang.

Hasil pengujian aktifitas afrodisiak dengan parameter introduction dan mounting menunjukkan bahwa kedua ekstrak mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan piperin walaupun ekstrak yang digunakan mengandung piperin dalam jumlah yang sama. Ekstrak buah cabe jawa mempunyai aktivitas lebih tinggi dibandingkan ekstrak buah merica hitam, sementara ekstrak buah cabe jawa mempunyai kadar piperin yang lebih kecil dibandingkan ekstrak buah merica hitam.

Hasil penelitian ini memberikan bukti ilmiah bahwa ekstrak buah cabe jawa dan ekstrak buah merica hitam mempunyai aktivitas afrodisiak. Hal ini sesuai dengan pemakaian tradisional sudah digunakan secara turun temurun. Selain itu juga dapat memberikan bukti bahwa piperin bukan satu-satunya senyawa yang bertanggung jawab untuk aktivitas afrodisiak pada kedua ekstrak tersebut karena terdapat banyak senyawa yang bersifat sinergisme di dalam kedua ekstrak tersebut. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan senyawa yang bertanggung jawab untuk efek afrodisiak.

Penulis : Dr. Idha Kusumawati, S.Si., Apt., M.Si.

Informasi detail riset ini dapat diakses pada artikel kami di:

https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/issue/view/1616

DOI: 10.20473/jfiki.v8i22021.194-199

Idha Kusumawati, Syailendra Mahatmaputra, Rohman Hadi , Rohmania , Subhan Rullyansyah, Helmy Yusuf , Abdul Rahman. 2021. Aphrodisiac Activity of Ethanolic Extracts from the Fruits of Three Pepper Plants from Piperaceae Family. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 8 No. 2 Agustus : 194-199. (Nasional Terakreditasi S2)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp