Salah satu hormon penting dalam reproduksi pria adalah testosteron, yang berperan penting pada libido dan proses spermatogenesis.Testosteron juga berperan dalam mempengaruhi pematangan spermatozoa pada saluran epididimis, perilaku seksual, dan pemeliharaan serta aktivasi organ genital pria.
Kualitas dan kuantitas spermatozoa, dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas jumlah pakan yang masuk ke dalam tubuh. Pakan berkualitas adalah makanan yang mengandung protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang seimbang. Ketidakseimbangan, seperti puasa berlebihan (tidak makan selama 5 hari berturut-turut), akan berakibat pada kondisi malnutrisi.
Malnutrisi dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas karena sel-sel tubuh mengalami stres oksidatif. Stres oksidatif dalam sel dapat memicu ekspresi heat shock protein (HSP), salah satunya adalah HSP70. HSP70 adalah molekul pendamping yang diperlukan untuk memperbaiki sel yang rusak tetapi dengan kadar yang optimal (tidak melebihi kebutuhan), sebab protein ini jk terekspresi berlebihan justru akan merusakkan sel. Madu adalah sumber pakan yang dapat merangsang ekspresi HSP70, yang dapat diberikan kepada tikus dengan kondisi malnutrisi.
Hal ini karena madu mengandung tinggi kadar antioksidan seperti senyawa flavonoid dan fenolik Madu yang memiliki potensi antioksidan tinggi adalah madu pohon Calliandra. Madu pohon Calliandra memiliki kadar flavonoid dan senyawa fenolik tertinggi dibandingkan dengan jenis madu monofloral lainnya seperti Madu pohon karet (Hevea brasiliensis) dan madu pohon Kapok.
Penelitian ini menggunakan 40 tikus jantan, yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan: T0 (kontrol negatif): normal tikus dan tidak diberi madu; T1 (kontrol positif): tikus malnutrisi dan tidak diberi madu; T2 (perlakuan 2): tikus dengan kondisi malnuitrisi diberi 30% madu Kaliandra (v/v) selama 10 hari; T3 (perlakuan 3), tikus malnutrisi diberi 50% madu Kaliandra (v/v) selama 10 hari. Kondisi malnutrisi dilakukan dengan tidak diberi pakan selama lima hari berturut-turut. mengakibatkan kerusakan pada organ reproduksi male, terutama testis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu Kaliandra pada dosis 50% (v / v) memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan kadar testosteron, diameter, dan ketebalan epitel tubulus seminiferus tikus jantan yang kekurangan gizi melalui stimulasi ekspresi HSP70. Skor ekspresi HSP70 oleh IHC di T0, T1, T2, dan T3 adalah 0,15a± 0,5; 3.15c± 0,4, 2.95c± 0,35, dan 1.75b ± 0,15, secara berurutan. enzim-linked immunosorbent assay indirect, kadar testosteron pada T0, T1, T2, dan T3 (dalam μg / dl) adalah 36,39c; ± 0,35, 6.12a; ± 0,51; 7.45 ± 0,15; 25.27b ± 0,63, Secara berurutan. Diameter dan ketebalan epitel tubulus seminiferus testis (dalam μm) dalam empat perlakuan T0, T1, T2, dan T3 adalah 362.40c ± 4.71; 248,46a ± 3,90; 255,22a ± 2.34; 318.tga7b ± 4.23 dan 117.60d± 11.30, 3.86a± 1,57, 9.72b ± 3,96, 29,84c± 4.02 secara berturut-turut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, hasil penelitian ini membuktikan bahwa madu Kaliandra dapat meningkatkan kadar testosteron, diameter, dan ketebalan lapisan tubulus seminiferus testis tikus (Rattus norvegicus) akibat malnutrisi melalui stimulasi terhadap HSP70 yang terekspresi secara imunohistokimia (IHC).
Penulis: Erma Safitri
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini, https://www.openveterinaryjournal.com/OVJ-2021-01-03%20N.%20Rahma%20et%20al.pdf