UNAIR NEWS – Sejak 2020 silam, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) telah mencanangkan program Kampus Merdeka untuk seluruh universitas di Indonesia. Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar dimana mahasiswa/i diberi kesempatan untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir masa depan. UNAIR merupakan salah satu universitas yang ingin mengarusutamakan program ini di tiap fakultasnya, tak terlupa pula FH UNAIR.
Dekan FH UNAIR Iman Prihandono, S.H., M.H., LL.M., Ph.D., dalam wawancara yang digelar oleh tim redaksi pada Jumat pagi (22/10/2021), mengatakan bahwa FH UNAIR sangat menyambut baik Kampus Merdeka. Menurutnya, program ini dapat membuka potensi bagi mahasiswa hukum untuk bisa berpikir jauh kedepan. Hal ini dikarenakan bahwa mahasiswa FH UNAIR kini dapat mengambil mata kuliah non-hukum atau yang tak diajarkan di Kampus Merah itu.
“Hal ini relevan untuk memperkuat pemahaman dan kompetensi hukum para mahasiswa. Karena tak menutup posibilitas bahwa 10-20 tahun kedepan bakal muncul profesi-profesi yang sekarang belum ada dan tak dikira. Ambil contoh Gojek, siapa yang dapat mengira bahwa ojek dapat ditemui melalui ponsel kita, dulu kita ngerti-nya ojek itu ditemuinya di pangkalan. Belum lagi kita masuk ke ranah digitalisasi dalam sektor perekonomian, banyak sekali,” tutur pakar Bisnis dan HAM itu.
Iman menjelaskan bahwa posibilitas perkembangan jentera dunia itu harus dipahami oleh para ahli dan praktisi hukum. Hal ini dikarenakan bahwa semua itu pasti punya konsekuensi hukum, dan harus memiliki regulasi demi terjaminnya kepastian hukum dan keadilan.
Dalam konteks kurikulum, Iman mengatakan bahwa terdapat perbaikan di program magister ilmu hukum dan kenotariatan. Untuk magister kenotariatan, FH UNAIR telah memasukkan mata kuliah cyber notary. Ia menambahkan bahwa untuk S1, pembaharuan kurikulum akan dilakukan sekitar pada tahun 2022, demi terwujudnya keselarasan dengan haluan Kampus Merdeka.
FH UNAIR kini juga telah menerima mahasiswa dari universitas lain atau luar negeri untuk mengambil mata kuliah disini. Iman hal ini juga berlaku vice versa untuk mahasiswa FH UNAIR, dimana mereka dapat mengambil mata kuliah di universitas lain seperti UGM.
“Kami juga akan tingkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga seperti Kemenkumham, Kejaksaan, OJK, Kemlu, dan BI dalam konteks permagangan mahasiswa. Keuntungan dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah bahwa mahasiswa yang magang disitu dapat ditranslasikannya menjadi SKS. Yang masih kami kembangkan adalah MBKM Project, dimana mahasiswa dapat magang sekitar satu semester di suatu lembaga dan dapat sekitar 20 SKS. Kami sudah mulai pitching kerjasama dengan OJK,” tutur alumni University of Sydney itu.
Iman menutup wawancaranya dengan mengatakan bahwa mahasiswa harus sering mencari info terkait MBKM ini apabila ingin berpartisipasi di program-programnya. Ia menuturkan bahwa Kampus Merdeka di FH UNAIR dikelola oleh Kemahasiswaan dan Faculty International Office, dan info-infonya telah tersedia semua di laman Instagram lembaga tersebut.
Penulis: Pradnya Wicaksana
Editor: Nuri Hermawan