Kuliah Tamu Prodi Kesmas Banyuwangi Angkat Isu Kesehatan Reproduksi Kala Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Zahrotul Ulya, S.Kep., MM, (Direktur Eksekutif PKBI Jawa Timur) sebagai narasumber dalam kuliah tamu “Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif saat Pandemi Covid-19”. (Foto: SS Zoom).

UNAIR NEWS – Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Banyuwangi mengadakan kuliah tamu bertajuk “Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif saat Pandemi Covid-19” secara online melalui aplikasi Zoom Meeting pada Jumat (15/10/2021).

Narasumber yang dihadirkan yakni Zahrotul Ulya, S.Kep., MM, seorang Direktur Eksekutif PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Timur. PKBI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berdiri sejak 23 Desember 1957 dan bergerak di bidang kesehatan reproduksi.

“Jadi kalau PKBI itu prinsipnya begini, kalau pemerintah mengatakan bahwa dua anak lebih baik maka PKBI menyerahkan kepada masing-masing personal mau punya anak berapa dan yang harus dipastikan adalah orang tersebut mampu atau tidak untuk bertanggung jawab kepada anak-anaknya,” ungkap Zahrotul Ulya menjelaskan sekilas mengenai PKBI di awal presentasinya.

Jadi, sambungnya, jika berbicara mengenai pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif dan inklusif, maka hal pertama yang harus dipahami adalah berbagai macam risiko seksual dan reproduksi. Risiko yang sering muncul yakni kehamilan tidak diinginkan yang berujung ke Unsafe Abortion, pengalaman tidak menyenangkan, kanker serviks (leher rahim), masalah persalinan dan kehamilan, HIV-IMS-AIDS, serta pelacuran, perkosaan, dan kekerasan seksual.

“Jadi kita berangkatnya dari persoalan ini, di mana ada risiko-risiko ketika melakukan hubungan seksual dan reproduksi dan permasalahan inilah yang ingin kami selesaikan, bagaimana cara mencegahnya, cara mengatasinya, serta bagaimana cara untuk mempromosikan kepada remaja-remaja ataupun orang-orang di sekitar mengenai permasalahan tersebut,” terangnya.

Zahrotul Ulya menjelaskan masalah-masalah terkait kesehatan reproduksi yang tinggi prevalensinya di Indonesia yakni mengenai aborsi, kekerasan, pernikahan anak, Angka Kematian Ibu (AKI), pengetahuan dan perilaku seksual remaja, HIV AIDS, dan kanker serviks. 

“Terkait dengan kekerasan ini menariknya kekerasan itu sebenarnya kalau kita berbicara mengenai data-datanya dari catatan di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 itu mengalami penurunan 31,5%. Tapi tetap saja tidak bisa menjamin karena mungkin saja selama pandemi korban tidak memiliki kesempatan untuk melapor,” ungkapnya.

Zahrotul Ulya melanjutkan bahwa untuk menyikapi permasalahan-permasalahan tersebut, PKBI melakukan beberapa tindakan intervensi. Tindakan pertama yakni dengan melakukan pengorganisasian masyarakat terkait pencegahan kekerasan pada anak usia dini. Dengan sasaran yakni guru TK dan PAUD untuk dilatih mengenai kesehatan seksual dan reproduksi, kemudian guru-guru tersebut akan menyampaikan ke murid-muridnya dengan bantuan media “boneka kespro”.

Kedua, melakukan program pengorganisasian remaja. Untuk sasaran remaja, PKBI membentuk tim khusus bernama “Youth Center”. Tim tersebut sudah terbentuk di empat titik yakni daerah Jawa Timur, Gresik, Mojokerto, dan Bondowoso. Tugas tim Youth Center adalah untuk memberi pemahaman kepada remaja di lingkungan sekitar terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Dalam tim tersebut, terdapat beberapa divisi, yakni KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), KL (Konseling dan Layanan), serta RA (Riset dan Advokasi). Tindakan pengorganisasian selanjutnya kepada kelompok marjinal, dengan sasaran pengguna narkoba jarum suntik, transpuan, penasun, dan LSL. 

“Meskipun di era pandemi Covid-19, PKBI tetap gencar melakukan kegiatan layanan kesehatan berupa rujukan dengan mendatangi sasaran atau disebut metode mobile clinic. Untuk di klinik utama kami sendiri, yang jelas semua layanan kesehatan reproduksi masih lengkap. Meskipun selama pandemi kami menghentikan sementara layanan MOW (Metode Operatif Wanita),” jelasnya.

Penulis: Tyas Ratna Manggali

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp