Pentingnya Personal Identification Record untuk Identifikasi Korban

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dokumentasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta sosialisasi personal identification record pada masyarakat Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur melalui zoom. (Foto: SS Zoom)

Secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk (konvergen). Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara – Sulawesi. Selain itu, Indonesia terletak diatas “cincin api” (Ring of fire) yang terdiri atas rangkaian gunung berapi, menyebabkan tingginya frekuensi terjadinya bencana baik letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan tanah longsor dan berbagai bencana lainnya yang berpotensi menimbulkan korban dalam jumlah besar. Berbagai kejadian tersebut dapat menyebabkan rusak dan hilangnya dokumen legal kependudukan, seperti kartu tanda penduduk, kartu keluarga, rekam medik, dan dokumen lain yang berisi identitas seseorang. Hilangnya data antermortem dapat mengakibatkan terhambatnya proses identifikasi individu karena tidak ada data pembanding postmortem yang memadai.

Mengingat pentingnya Personal Identification Record untuk kepentingan identifikasi, FKG Unair, dalam hal ini dari bagian Odontologi Forensik, mengadakan penyuluhan dan pelatihan serta sosialisasi personal identification record bekerjasama dengan Masyarakat Desa Banaran serta Puskesmas Pulung. Kegiatan yang bertajuk “PENYULUHAN DAN PELATIHAN MITIGASI BENCANA SERTA SOSIALISASI PERSONAL IDENTIFICATION RECORD PADA MASYARAKAT DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO, JAWA TIMUR” dilakukan pada tanggal 4 September 2021 lalu secara daring melalui zoom dengan dibantu tim lapangan dari puskesmas Pulung dan desa Banaran. Sekitar 40 masyarakat Desa Banaran mengikuti acara ini yang bertempat di balai desa. Para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat langsung mempraktekkan dengan cara mengisi buku personal identification record yang telah dibagikan oleh panitia setelah menyimak penjelasan cara pengisian buku tersebut oleh narasumber yaitu Arofi Kurniawan, drg., Ph.D. Para panitia pelaksana berharap kegiatan ini dapat terlaksana secara berkelanjutan. Pihak Puskesmas dan Perangkat Desa Banaran sangat mengharapkan adanya kegiatan serupa untuk memberi pelatihan kepada masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Pulung kabupaten Ponorogo dalam hal pengisian data personal identification record ini.

Desa Banaran, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah rawan bencana tanah longsor di Indonesia. Desa Banaran terletak di sebelah utara Desa Wagir Kidul dan berbatasan dengan Kecamatan Ngebel. Desa Banaran terletak di kaki kompleks Pegunungan Wilis sehingga  kondisi  topografinya curam dan memerlukan usaha ekstra keras untuk mencapai lokasi jika terjadi bencana alam. “Penanganan korban meninggal karena bencana alam selama ini memiliki tantangan besar serta memerlukan dana, sarana dan prasarana yang cukup mahal serta membutuhkan tenaga professional dari berbagai disiplin ilmu” papar Arofi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tanah longsor terjadi dipicu oleh hujan intensitas sedang hingga tinggi terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Peristiwa longsor tersebut melanda sejumlah rumah warga mengakibatkan 8 unit rumah warga rusak berat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo melaporkan kejadian ini mengakibatkan 20 warga setempat hilang dan 14 lain luka-luka.

Masyarakat tentu memiliki peran dalam membantu penanggulangan bencana, untuk itu Tim Pengabdian Masyarakat Bagian Odontologi Forensik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga berusaha memberikan penyuluhan dan pelatihan mitigasi bencana dan sosialisasi pengisian personal identification records kepada kader kesehatan Desa Banaran, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo karena peran kader kesehatan adalah sebagai motor atau penggerak masyarakat. “Diharapkan pengetahuan yang diperoleh oleh para kader kesehatan desa Banaran dari kegiatan ini dapat disampaikan kepada keluarga dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya” imbuhnya.

Penulis: Beshlina Fitri Widayanti,drg., dan Beta Novia Rizky,drg.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp