Teh Hijau dengan Bahan Aktif EGCG Menurunkan Angka Nekroptosis Sel Neuron pada Tikus Model Stroke: Alternatif Terapi Baru Penderita Stroke Iskemia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh blog.jaco.co.id

Stroke adalah gangguan neurologi mendadak akibat penurunan pasokan darah menuju otak. Gejala dan tanda umum yang ditunjukkan oleh penderita stroke iskemik adalah kekakuan atau kelemahan dari wajah, tangan dan kaki, gangguan berbicara tiba-tiba, pusing yang tiba-tiba, gangguan berjalan, atau kehilangan keseimbangan dan nyeri kepala hebat tanpa sebab yang diketahui. Stroke memegang posisi ke-2 sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian di dunia. Angke kejadian stroke di Indonesia pada tahun 2018 adalah 10,9 permil dengan didominasi oleh usia >75 tahun. Berdasarkan BPJS, biaya pelayanan kesehatan stroke pada 2018 mencapai 2,56 Trilyun rupiah.

Saat ini terapi pilihan stroke adalah obat trombolitik seperti Streptokinase dan Urokinase. Sedangkan beberapa penelitian telah mengungkapkan obat-obatan tersebut sudah tidak efektif sebagai terapi stroke iskemia. Nekroptosis adalah kematian sel nekrosis terprogram yang dimodulasi oleh kaspase. Proses kematian sel terjadi akibat penurunan ATP dan akumulasi asam laktat yang disebabkan oleh turunnya suplai darah menuju otak.

Pengaruh Teh Hijau terhadap Penurunan Kematian Sel Neuron

Teh hijau adalah minuman kedua paling banyak dikonsumsi di dunia. EGCG, komponen cathecin utama dari teh hijau, berperan sebagai antioksidan. EGCG dapat menurunkan reaktif oksigen spesies (ROS), suatu senyawa oksigen radikal, dan menaikkan regulasi enzim antioksidan di dalam tubuh. Aktivitas antioksidan teh hijau juga dinilai lebih baik daripada teh Oolong dan teh hitam.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa aktivitas antioksidan EGCG pada teh hijau dapat menghambat beberapa proses kematian sel pada stroke iskemik dengan cara seperti : mengaktivasi caspase 3 dan 8, menurunkan mediator keradangan sel (TNF-α, IL-6 dan IL-8)  menghambat terbentuknya oksigen radikal (ROS) dan proses umpan balik positif ROS. Sehingga peneliti tertarik meneliti pengaruh teh hijau dalam menurunkan kematian sel neuron otak pada tikus model stroke iskemia.

Penelitian ini dilakukan pada tikus jantan Rattus norvegicus usia 4 bulan dengan berat 200-275 gram yang akan dilakukan oklusi/penyumbatan pada arteri serebri media selama 3 jam dengan metode Klem Bulldog. Kemudian tikus dibagi menjadi 5 kelompok (1 kelompok 11 ekor tikus) dengan diberi perlakuan EGCG 10mg/kg berat badan, EGCG 20mg/kg berat badan, EGCG 30mg/kg berat badan, dan ekstrak teh hijau 30mg/kg berat badan selama 14 hari sebelum dikorbankan. Jaringan otak diambil pada bagian otak yang mengalami infark kemudian dianalisis secara histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin. Pengamatan melihat jumlah sel neuron otak yang mengalami nekroposis (kematian sel).

Dari hasil penelitian dosis EGCG 30mg/ kg berat badan menunjukkan hasil paling efektif dalam menurunkan kematian sel neuron. EGCG lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak teh hijau. Hal ini dikarenakan pada 1 sachet teh hijau hanya mengandung 2,5% EGCG. Ekstrak teh hijau dosis 45 mg/kg berat badan dapat menghasilkan efek yang sama dengan EGCG 30 mg/kg BB. Ekstrak teh hijau mengandung cathecin (ECG, EC dan EGC), protein, asam amino, fiber, lemak, dan pigmen yang dapat menimbulkan efek sinergis dan meningkatkan efektifitas antioksidan teh hijau. Apabila dosis temuan pada penelitian kami diterapkan kepada manusia setara dengan 335 mg EGCG atau 504 mg ekstrak teh hijau. Dosis tersebut dapat dicapai dengan konsumsi teh hijau 3 cangkir dalam satu hari. Sehingga, teh hijau dengan bahan aktif EGCG dapat menurunkan kematian sel neuron pada tikus model stroke iskemik. Teh hijau berpotensi sebagai terapi stroke iskemik di masa mendatang dengan diperlukannya penelitian lebih lanjut.

Penulis: Abdulloh Machin, dr., Sp.S.

Link Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0438/html

Machin A, Syaharani R, Susilo I, Hamdan M, Fauziah D, Purwanto DA. The effect of Camellia sinensis (green tea) with its active compound EGCG on neuronal cell necroptosis in Rattus norvegicus middle cerebral artery occlusion (MCAO) model. J Basic Clin Physiol Pharmacol. 2021 Jun 25;32(4):527-531. doi: 10.1515/jbcpp-2020-0438. PMID: 34214296.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp