Teh Hijau dengan Bahan Aktif EGCG Menghambat Apoptosis Sel Neuron pada Tikus Model Stroke: Harapan Baru Terapi Penderita Stroke Iskemia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh fajar.co.id

Penurunan aliran darah pada otak saat stroke iskemik menyebabkan penurunan produksi (adenosin troifosfat) ATP –satuan molekular pertukaran energi di dalam sel tubuh. Penurunan ATP akan menimbulkan kondisi asidosis laktat dan ketidakseimbangan cairan dan ion di dalam tubuh. Kenaikan kadar kalsium di dalam sel akan meningkatkan ROS (senyawa oksigen radikal). Sehingga akan memicu kerusakan pada sel otak.

HMGB-1 (high mobility group box 1) adalah protein faktor nuklear yang difungsikan sebagai penanda stress oksidatif di dalam sel. HMGB-1 bersifat sebagai mediator pro-inflamasi yang mendorong terjadinya inflamasi pada keadaan iskemik (penurunan suplai darah). HMGB-1 berperan penting dalam proses perjalanan stroke iskemik dan ekspresinya meningkat beberapa jam setelah kejadian stroke. Kondisi iskemik pada stroke dapat menimbulkan kematian sel apoptosis. Mediator utama dan inisiator terjadinya apoptosis adalah caspase-3. Caspase-3 adalah mediator utama saat terjadinya kondisi patologis otak seperti stroke iskemik. Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan ekspresi caspase-3 akan meningkat 1-2 jam setelah kejadian stroke pada tikus dan peningkatan ekspresi caspase-3 mudah dideteksi. BCL-2 (B-cell lymphoma 2) pertama kali diidentifikasi pada sel B limfoma dan berfungsi sebagai regulator utama jalur kematian sel apoptosis pada mitokondria. BCL-2 bersifat sebagai anti kematian sel (antiapoptosis) dan ekspresinya meningkat terutama pada saat perkembangan otak, sel neuroepitelial, dan ventrikel otak. Ekspresi berlebihan dari BCL-2 dapat memberikan proteksi kerusakan sel neuron otak dan kejadian infark. Selain itu, kenaikan BCL-2 dapat menghambat apoptosis-inducing factor dan meningkatkan angka kesembuhan sel neuron pasca stroke iskemik.

Teh hijau adalah minuman kedua paling banyak diminum di dunia setelah air dan telah dikenal memiliki beberapa efek positif oleh karena kandungan polyphenol/cathecin dan antioksidannya. EGCG adalah catechin yang mendominasi dengan kandungan 63% dari total catechin teh hijau. EGCG adalah antioksidan yang poten dan dapat menghilangkan radikal bebas dalam tubuh. Teh hijau dapat mencegah penyakit-penyakit neurodegeneratif. Penelitian mengungkapkan, konsumsi 3 cangkir teh hijau dalam satu hari dapat menurunkan risiko stroke. Studi pada hewan coba juga mengungkapkan konsumsi teh hijau pada tikus dapat menurunkan lesi iskemik oleh karena agen pro-oksidan dan aktivitas proteksi sel neuronnya. Selain itu, EGCG juga meningkatkan fungsi mitkondria dan menurunkan stress oksidatif. Oleh karena alasan-alasan diatas, peneliti tertarik dalam meneliti pengaruh teh hijau dengan bahan aktif EGCG terhadap HMGB-1 dan ekspresi marker kematian sel apoptosis pada model tikus stroke.

Penelitian ini dilakukan pada tikus jantan Rattus norvegicus usia 4 bulan dengan berat 200-275 gram yang akan dilakukan oklusi/penyumbatan pada arteri serebri media selama 3 jam dengan metode Klem Bulldog. Kemudian tikus dibagi menjadi 5 kelompok. Setelah diberi perlakuan selama 14 hari tikus dikorbankan dan diambil jaringan otaknya. Sebelum dikorbankan, darah 1 ml diambil untuk pemeriksaan HMGB-1 menggunakan metode ELISA. Jaringan otak yang diambil dianalisis immunohistokimia untuk melihat ekspresi caspase-3 dan HMGB-1.

Penelitian kami menunjukkan bahwa EGCG dan ekstrak teh hijau tidak mempengaruhi kadar HMGB-1. Hasil penelitian kami yang berbeda dari penelitian sebelumnya ini disebabkan pada stroke akut terdapat kerusakan sel yang terlampau banyak. Sehingga, EGCG dan ekstrak teh hijau tidak dapat menghambat pengeluaran HMGB-1 dari sel neuron. Sedangkan, EGCG dosis tinggi dapat menghambat apoptosis neuron melalui penghambatan ekspresi caspase-3. Ekstrak teh hijau tidak menunjukkan kemampuan penghambatan ekspresi caspase-3. Hal ini diduga dibutuhkan dosis yang lebih besar, karena pada 50g ekstrak teh hijau hanya mengandung 2,5% EGCG.

BCL-2 pada model tikus stroke yang diberi EGCG dan ekstrak teh hijau menunjukkan peningkatan ekspresi. Hal ini bermakna teh hijau dan bahan aktif EGCGnya dapat menghambat kematian sel apoptosis sel neuron. Kesimpulan Dari penelitian yang kami lakukan diharapkan terdapat pandangan baru terhadap mekanisme neuroprotektif EGCG. Selanjutnya penelitian ini dilaksanakan uji coba klinis kepada manusia untuk mengetahui efeknya pada pasien stroke iskemik.

Penulis: Abdulloh Machin, dr., Sp.S.

Link Jurnal: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34214383/

Machin A, Susilo I, Purwanto DA. Green tea and its active compound epigallocathechin-3-gallate (EGCG) inhibit neuronal apoptosis in a middle cerebral artery occlusion (MCAO) model. J Basic Clin Physiol Pharmacol. 2021 Jun 25;32(4):319-325. doi: 10.1515/jbcpp-2020-0454. PMID: 34214383.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp