Orientasi Pasar dan Kapasitas untuk Berubah pada Perguruan Tinggi di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompaspedia

Model bisnis dan strategi perguruan tinggi (PT) tidak berubah secara signifikan dalam 70 tahun terakhir. Menariknya, selama dua dekade terakhir, terjadi peningkatan otonomi dan tekanan untuk akuntabilitas. Pengaruh yang berkembang dari peringkat global merupakan standar global baru untuk “akuntabilitas kinerja” untuk mendapatkan status kelas dunia. Karena PT menghasilkan “positional goods” yang menyediakan akses ke prestise sosial dan pendapatan, PT yang bereputasi tinggi dapat menawarkan barang posisional bernilai tinggi. Akibatnya, reputasi (peringkat) menjadi indikator kinerja utama bagi administrator dan pembuat kebijakan PT. Terlepas dari perdebatan dan kritik yang sedang berlangsung terhadap “ranking regimes”, sistem ini telah memicu “reaktivitas” yang “mengubah segalanya”. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa peringkat memaksa “transformasi mendalam” untuk membuatnya lebih proaktif tentang tantangan yang terkait dengan transformasi refleksif, terutama dalam konteks indikator yang diadopsi dan digunakan oleh lembaga pemeringkatan global. Singkatnya, pemeringkatan menyebabkan universitas menerapkan perubahan mulai dari praktik internal hingga struktur organisasi.

Dari beragam studi, framework yang mungkin digunakan oleh pemimpin PT berdasarkan konsep kapabilitas dinamis, salah satunya melalui pembentukan kapasitas organisasi untuk berubah (OCC). PT harus mengembangkan kapasitasnya untuk berubah agar dapat bertahan dan berhasil menciptakan perubahan. Dengan memiliki OCC, PT akan proaktif mengambil peluang pasar untuk beradaptasi, belajar dan berinovasi. Studi sebelumnya tentang OCC jarang membahas factor pembentuknya. Organisasi perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan eksternal, khususnya di pasar. Secara khusus, pada awal proses perubahan, organisasi harus mengadopsi orientasi pasar, yang akan lebih cepat merespons perubahan dan memahami serta menanggapi kebutuhan pasar secara efektif. Dengan kata lain, organisasi perlu mengadopsi orientasi pasar untuk memulai dan membangun kapasitas untuk perubahan. Studi ini secara empiris menguji orientasi pasar sebagai penentu OCC di PT.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, makalah ini meninjau kapasitas organisasi untuk berubah dan kinerja organisasi dalam konteks PT. Selanjutnya, studi ini mengembangkan hipotesis berdasarkan konsep yang relevan dari studi yang ada dan mengkontekstualisasikan ke dalam PT. Kedua, makalah ini membahas desain penelitiannya dengan menyebarkan kuesioner kepada pimpinan program studi dari 11 perguruan tinggi Indonesia yang diamanatkan oleh pemerintah untuk memperoleh status kelas dunia. Ketiga, sejumlah prosedur diikuti untuk mengurangi common-method bias dan menganalisis data yang dikumpulkan. Selanjutnya, makalah ini memberikan pembahasan yang berkaitan dengan studi yang ada, kontribusi teoritis, implikasi manajerial dan keterbatasan penelitian ini, serta arah penelitian masa depan. Terakhir, penelitian diakhiri dengan menjawab pertanyaan penelitian.

Menggunakan survei terhadap pimpinan program studi (314 orang) pada 11 PTN top di Indonesia. Kuesioner dibagikan secara online dan ditindaklanjuti dengan survei offline. Mengikuti prosedur kuesioner online dan offline oleh Tan (2016), penelitian ini menggunakan kuesioner online untuk universitas yang tidak dapat diakses dan kuesioner offline untuk universitas yang dapat diakses. 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa OCC ditentukan oleh orientasi pelanggan dan koordinasi lintas fungsi (orientasi pasar), sedangkan orientasi pesaing mempengaruhi dimensi pembelajaran OCC. Selain itu, hanya dimensi konteks OCC yang berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi selain sebagai mediator antara orientasi pasar (orientasi pelanggan dan koordinasi lintas fungsi) dan kinerja organisasi, sedangkan orientasi pesaing berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi.

Penelitian ini menawarkan sejumlah kontribusi. Pertama, dengan menguji secara empiris kapasitas organisasi untuk perubahan di antara PT, kami memperluas konsep yang sebelumnya diterapkan baik untuk profit dan non-profit ( kesehatan) organisasi. Kedua, penelitian sebelumnya jarang membahas secara konseptual dan empiris tentang anteseden OCC. Selanjutnya, urutan dimensi OCC yang diusulkan belum diuji secara empiris, terutama dalam hal kinerja organisasi karena OCC dianggap sebagai sumber dinamisme organisasi jangka panjang untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji empiris. Makalah ini berpendapat bahwa orientasi pasar menimbulkan OCC dari PT dan menyiratkan bahwa memiliki kapasitas untuk berubah memungkinkan PT untuk tampil. Akhirnya, banyak penelitian telah dilakukan tentang status universitas kelas dunia di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Sebagai negara terbesar, dalam hal populasi, ukuran ekonomi dan populasi muda di kawasan ini, memahami strategi universitas di Indonesia untuk mendapatkan status kelas dunia berdasarkan perspektif OCC merupakan kontribusi penting dari penelitian ini terhadap literatur yang ada.

Penulis: Badri Munir Sukoco 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JABS-01-2020-0021/full/htmlBadri Munir Sukoco, Zuyyinna Choirunnisa, Muhammad Fakhruddin Mudzakkir, Reza Ashari Nasution, Ely Susanto, and Indrianawati Usman (2021), “Market orientation and capacity for change in higher education performance in Indonesia”, Journal of Asia Business Studies, Vol. ahead-of-print No. ahead-of-print. https://doi.org/10.1108/JABS-01-2020-0021

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp