Keragaman Demografi Pasien Covid-19 yang Dirawat di ICU RS Khusus Infeksi Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by CNN Indonesia

Penyebab acute respiratory distress syndrome (ARDS) pada sindrom pernapasan akut parah infeksi SARS-CoV-2 adalah badai sitokin, respons inflamasi sistemik yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh pelepasan sejumlah besar sitokin dan kemokin proinflamasi. Respon imun yang berlebihan ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan fibrosis, yang mengakibatkan kecacatan fungsional. Beberapa literatur menyebutkan bahwa kondisi demografi tertentu memiliki predisposisi untuk lebih mudah tertular penyakit COVID-19. Oleh karena itu, kami mengumpulkan data demografi pasien COVID-19 di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Khusus Infeksi untuk memperkuat data yang ada, meskipun ukuran subjek penelitian yang kami ambil relatif kecil. Data demografi yang kami kumpulkan meliputi jenis kelamin, usia, BMI, komorbiditas, kategori ARDS, penggunaan ventilasi mekanis invasif, lama rawat inap, hasil akhir, dan gejala gastrointestinal. 

Informasi di Lapangan

Dari Penelitian retrospektif yang kami lakukan didapatkan bahwa penderita didominasi oleh laki-laki sebesar 67,2%, sedangkan perempuan sebesar 32,8%. Dari berbagai literatur dikatakan wanita memiliki respons imun bawaan dan humoral yang lebih kuat daripada pria, sehingga memberi mereka respons yang lebih baik terhadap banyak infeksi virus, jamur, bakteri, dan parasit. Usia rata-rata pasien adalah 55 tahun, dengan usia termuda 22 tahun, dan usia tertua 83 tahun. Ada variasi yang signifikan dalam kasus keparahan COVID-19 di berbagai negara. Namun, fokus utama COVID-19 sebagian besar adalah pada orang tua; studi literatur menunjukkan bahwa orang-orang dari segala usia sama-sama rentan terhadap infeksi sindrom metabolik akut yang parah. Sebagian besar pasien (48,9%) memiliki indeks massa tubuh normal, 39,4% overweight, dan 9,5% obesitas. Jika kita membandingkan data yang kita dapatkan, tidak ada perbedaan risiko COVID-19 antara BMI (Body Mass Index) normal, overweight, dan obesitas. Kemudian, kami menemukan ARDS berat pada 115 pasien (63,9%), ARDS sedang pada 58 pasien (32,2%), dan ARDS ringan pada 7 pasien (3,9%). Dalam penelitian ini, 133 pasien (73,9%) menggunakan ventilasi mekanis invasif. Berdasarkan literatur sebelumnya, tingkat kematian yang dilaporkan pada COVID-19 berkisar antara 50 hingga 97% pada mereka yang membutuhkan ventilasi mekanis. Pasien dengan ARDS sedang hingga berat memerlukan ventilasi mekanis invasif dan memiliki prognosis yang buruk. Jumlah subyek dengan penyakit penyerta sebanyak 153 pasien (85%), terutama hipertensi dan diabetes mellitus, sedangkan geriatri merupakan penyakit penyerta terbanyak ketiga. Komorbiditas dapat memperburuk manifestasi COVID-19, terutama pada usia yang lebih tua. Data penelitian kami menunjukkan median lama rawat inap di ICU adalah 8,5 hari (3-34 hari). Memahami berapa lama rawat inap pasien COVID-19 sangat penting untuk merencanakan dan memprediksi kapasitas tempat tidur dan staf serta kebutuhan peralatan medis terkait. Keluhan gastrointestinal merupakan keluhan utama pasien sebelum dirawat di rumah sakit, selain keluhan pernafasan. Keluhan gastrointestinal sebelum rawat inap sebanyak 78 pasien (43,3%), dominan mual (48 pasien) dan muntah (32 pasien); selebihnya nafsu makan berkurang, sakit perut, diare, kembung, dan sembelit

Data demografi yang kami sajikan di atas terbatas di wilayah kami saja. Data demografi pasien COVID-19 di tempat lain mungkin berbeda dengan informasi yang kami peroleh. Namun, data ini dapat menjadi peringatan bahwa kondisi pasien seperti pada data kami memerlukan perhatian khusus. Diperlukan penambahan data dari seluruh pelosok Indonesia untuk mewakili data demografi pasien COVID-19 di Indonesia.

Penulis: Dr. Anna Surgean Veterini, dr., Sp.An.KIC

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada:

https://criticalcareshock.org/2021/09/

Wahyuningsih, D., Veterini, A.S., Hamzah, H., Andriyanto, L. (2021). Demographic diversity of COVID-19 patients treated at ICU Special Hospital for Infections Surabaya. Crit Care Shock, 24:241-246

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp