UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi lahan tidur selebar 9.3 juta hektare. Tetapi, lahan selebar itu dinilai masih kurang produktif dan tentu perlu adanya pola pemanfaatan yang baik agar mampu menghasilkan profit dan produktivitas yang tinggi.
Program Magister dan Kajian Ilmu Kepolisian (KIK) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan mengusung tema Pola Pemanfaatan Sumber Daya Alam Yang Berkesinambungan Yang Berorientasi Pada Pencapaian Profit Yang Membawa Kemaslahatan Bagi Lingkungan. Kegiatan tersebut telah berlangsung pada Sabtu (25/9/2021) melalui workshop dan edukasi bersama di kawasan subur De Durian Park, Wonosalam, Jombang.
Dalam workshopnya, kegiatan pengmas oleh KIK UNAIR itu menghadirkan serentetan narasumber ternama, yakni Yusron Aminullah selaku CEO De Durian Park, Dr. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum. selaku Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, dan Dr. Wisudanto, S.E., M.M, CFP, ASPM., selaku ketua Pusat Pengelolaan Dana Sosial Universitas Airlangga. Hadir pula Kepala Program Studi KIK, yakni Dr. Prawitra Thalib, S.H., M.H., ACIArb. dan hadir secara daring Prof. Badri Munir Sukoco SE., MBA., Ph.D. selaku direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR.
Menurut keterangan Kholiq, salah seorang mahasiswa KIK Sekolah Pascasarjana UNAIR yang mengikuti kegiatan pengmas tersebut menyampaikan bahwa kegiatan pengmas yang kami lakukan pada sabtu itu ialah mencoba memaksimalkan potensi sumber daya alam de durian park yang ada di wonosalam agar sumber daya alam disana dapat mencapai profit dan membawa kemaslahatan bagi lingkungan serta masyarakat sekitarnya.
Dalam workshop yang bertujuan memberikan edukasi masyarakat sekitar, Kyai Yusron selaku narasumber utama, menyampaikan bahwasanya dari tahun ke tahun Indonesia tidak mampu bangkit dari pertanian. “Faktor pemicu ketidak mampuan Indonesia untuk bangkit dalam hal pertanian ialah lahan-lahan tanah yang dibiarkan kosong dan tidak produktif. Faktor selanjutnya adalah rasa mudah puas atas apa yang telah dilakukan,” ucap Kyai Yusron.
Menyasar pada pendapat Kyai Yusron, rasa mudah puas tersebut dicontohkan seperti ketika seorang petani yang telah memetik hasil panen yang langsung merasa puas atas hasil petikannya. “Jika menengok negara lain, mereka itu tidak mudah puas hanya dengan hasil panen. Mereka berinovasi mengolah hasil tersebut menjadi berbagai macam produk pemanfaatan yang bisa diperjual belikan dan di ekspor ke berbagai Negara lain,” ujar CEO De Durian tersebut.
Pemanfaatan lahan tidur tersebut tidak saja berdasar atas tanam-menanam, tetapi pembukaan lahan terbuka dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan juga termasuk hal yang mampu mendukung peningkatan hasil profit.
“Kalau kebanyakan lahan-lahan perkebunan itu tertutup dan bahkan memiliki pagar pembatas, kami justru membuka lahan kami untuk kegiatan, dan persewaan villa. Hal tersebutlah yang membuat tanah lahan itu produktif,” ucapnya.
Harapannya, melalui pola edukasi dan workshop yang diadakan KIK UNAIR, masyarakat sekitar sana mampu mendapatkan ilmu serta manfaat. “Untuk menjadikan Pertanian dan Perkebunan Indonesia lebih maju, tidak mungkin bisa kita lakukan kalau tidak dengan berjamaah,” pesan Kyai Yusron dalam webinar Pengabdian Masyarakat oleh Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana UNAIR.
Penulis: Zahwa E. Bella
Editor: Feri Fenoria