Merupakan kehormatan besar untuk menjadi Editor Tamu dari special issue Jurnal Gaceta Médica de Caracas ini. Kami sangat menghargai undangan Dewan Direksi Akademi dan Pemimpin Redaksi, Dr. Manuel Velasco, untuk menyiapkan suplemen ini, serta dukungan besar yang diterima dari Editor Senior, Dr. Anita Stern Israel.
Sejak tahun 2020 kita telah mengalami pandemi COVID-19 yang berdampak pada banyak aspek, tidak hanya mempengaruhi kehidupan dan kesehatan, tetapi juga mata pencaharian, ekonomi, dan perilaku. Penyebaran COVID-19 di Indonesia kini semakin meluas, dengan jumlah kasus terpapar COVID-19 yang semakin hari semakin meningkat. Kita harus berhati-hati dalam menghadapi penyebaran virus ini, karena selalu ada peningkatan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19. COVID-19 juga mengingatkan kita bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Ini adalah ungkapan lama yang digunakan selama beberapa dekade, tetapi tidak pernah diterapkan dengan benar oleh masyarakat kita saat ini.
COVID-19 berdampak pada seluruh sistem kesehatan. Penyedia layanan kesehatan dipaksa untuk menjaga kualitas penyediaan layanan kesehatan dan mengatasi keterbatasan yang timbul dari masa yang penuh tantangan ini. Semua penyedia layanan kesehatan perlu menyesuaikan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk bekerja dalam situasi kesehatan yang berkembang di berbagai fasilitas ini.
COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dan datang dengan berbagai tingkat keparahan dari kondisi ringan hingga kritis. Sebuah studi oleh Witarto et. al., mempresentasikan evaluasi kadar HDL-c dan LDL-c serum dalam memprediksi keparahan COVID-19. Mereka melakukan metode sistematis dan menunjukkan bahwa kadar HDL-c serum dapat berfungsi sebagai prediktor yang lebih baik untuk tingkat keparahan penyakit COVID-19 daripada kadar LDL-c serum. Studi lain oleh Prajitno, et. al., melakukan intervensi edukasi penggunaan masker wajah di masyarakat dan mengevaluasi perubahan setelah intervensi. Mereka mengungkapkan peningkatan baik dalam pengetahuan dan perilaku. Selain itu, Alfaray, et. al., melaporkan peran generasi muda untuk meningkatkan cakupan sasaran promosi kesehatan dan pencegahan kesehatan COVID-19 dan Hepatitis B. Mereka menggambarkan motivasi mereka untuk mengikuti program duta besar, komitmen mereka, dan pengetahuan mereka tentang Surabaya, COVID-19, dan Hepatitis B. Mereka juga menganalisis korelasi antara usia responden dan komitmen mereka serta komitmen mereka dan tingkat pengetahuan mereka.
Selain studi tentang COVID-19, suplemen ini juga menyajikan banyak studi klinis tidak terbatas pada penyakit dalam, tetapi juga fisiologi, neurologi, dan lainnya. Sebuah studi oleh Hamida et. al., mempelajari kadar HbA1c dan terjadinya neuropati diabetik dan mengungkapkan bahwa kadar HbA1c yang tidak terkontrol memiliki risiko komplikasi neuropati diabetes yang lebih tinggi daripada kelompok yang dikontrol. Selain itu, Wironegoro et. al membandingkan kadar IgE dan kadar Thyroid-Stimulating Hormone Receptor Antibody (TRAb) antara penyakit Graves berdasarkan status atopi. Mereka menemukan bahwa tingkat IgE dan tingkat TRAb di antara responden dengan riwayat atopi secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki riwayat atopi. Selain itu, penelitian lain oleh Machin et. al., menyelidiki kadar malondialdehid (MDA) dengan hasil klinis yang dinilai menggunakan Skala Rankin (mRS) yang dimodifikasi pada pasien dengan stroke hemoragik intraserebral akut. Studi tersebut menunjukkan bahwa kadar MDA yang tinggi memiliki risiko 1,9 kali lebih tinggi mengalami hasil klinis mRS yang buruk dibandingkan dengan subjek yang memiliki kadar MDA rendah.
Kami berharap pemahaman dan penyebaran artikel-artikel ini akan memperkuat inovasi yang telah keluar dalam beberapa tahun terakhir yang tidak hanya di bidang penyakit dalam, tetapi juga di bidang kedokteran secara keseluruhan.
Penulis: Muhammad Miftahussurur
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada link artikel berikut: http://saber.ucv.ve/ojs/index.php/rev_gmc/article/view/22909