Pemanfaatan Daun Seligi sebagai Pakan Patin Siam

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Harian Merapi

Patin siam (Pangasius pangasius) merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting karena pertumbuhannya yang cepat dan mudah tumbuh. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi ikan lele adalah melalui penyediaan pakan yang berkualitas, kandungan gizi yang baik. Pakan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas ikan budidaya.

Daun seligi (Phyllanthus buxifolius) merupakan kandidat yang baik untuk bahan pakan ikan karena mengandung nilai gizi yang tinggi: kadar protein kasar 7,6486%, lemak kasar 0,5144%, serat kasar 5,8371%, dan abu 3,4515%. Selain itu, ekstrak daun seligi dikenal dengan beberapa senyawa penting antara lain flavonoid, polifenol (tanin), saponin, alkaloid, kuinon, dan steroid triterpenoid. Fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi, pertumbuhan, dan meningkatkan kecernaan serat kasar, protein dan nutrisi pakan lainnya. Pemanfaatan daun seligi dengan proses fermentasi diharapkan mampu meningkatkan potensi daun seligi, untuk dapat menjadikan daun seligi sebagai bahan pakan alternatif yang dapat menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan khususnya budidaya lele. Berdasarkan informasi di atas, maka perlu dilakukan penelitian pemanfaatan tepung daun seligi fermentasi pada ikan patin untuk meningkatkan laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan harian, dan kelangsungan hidup ikan patin.

Pertumbuhan spesifik Pangasiun pangasius

Specific Growth Rate adalah persentase pertumbuhan harian yang dihitung berdasarkan bobot ikan selama penelitian. Pertumbuhan sangat erat kaitannya dengan pemberian pakan karena pakan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ikan yang tinggi dan pakan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan tersebut. Pemberian pakan yang tepat juga dapat menjamin kehidupan dan mempercepat pertumbuhan. Berdasarkan perhitungan statistik dapat diketahui bahwa penggunaan fermentasi tepung daun seligi pada ikan lele tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan lele. Nilai laju pertumbuhan spesifik pada semua perlakuan berkisar antara 1,95-2,09%. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) pada nilai laju pertumbuhan spesifik karena setiap perlakuan memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama sehingga penggunaan tepung daun seligi fermentasi tidak berpengaruh. Daun seligi mengandung saponin yang merupakan sejenis glikosida yang terdapat pada tumbuhan. Saponin memiliki rasa pahit dan mengiritasi selaput lendir pada ikan jika diberikan dengan dosis yang salah. Hidayat dkk (2013) mengatakan bahwa laju pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan menggunakan makanan, sedangkan faktor eksternal meliputi sifat fisik, kimia dan biologi.

Survival Rate ikan Patin

Kelangsungan hidup merupakan parameter keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Menurut Djunaidah et al (2004) kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir percobaan dan jumlah individu pada awal percobaan. Berdasarkan perhitungan statistik dapat diketahui bahwa penggunaan fermentasi tepung daun seligi pada ikan patin tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap kelangsungan hidup ikan lele. Nilai rata-rata kelangsungan hidup (SR) pada semua perlakuan ikan patin berkisar antara 94% – 100%. Kematian pada ikan patin siam khususnya pada perlakuan P3 yang terjadi selama penelitian diduga akibat pengendapan bahan-bahan organik dan anorganik yang menumpuk di dalam akuarium yang menyebabkan penurunan kualitas air, tingkat kekeruhan pada perlakuan P3 dan letak perairan. akuarium yang kurang terkena sinar matahari. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi pernafasan ikan dan mempengaruhi respon ikan terhadap pemberian makan. Hal ini didukung oleh Khairuman dkk (2002) bahwa kualitas air yang baik dalam pemeliharaan memberikan kelangsungan hidup yang baik bagi ikan. Kelangsungan hidup adalah perbandingan antara ikan yang hidup pada awal pemeliharaan dengan jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan. Dalam budidaya kematian merupakan penentu keberhasilan usaha. kondisi seperti kualitas air masih dalam kisaran kelayakan hidup ikan patin.

Penulis: Prof. Mirni Lamid

Tulisan lengkap dapat di https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012040/meta

Budiman, Y. G., Lamid, M., Rahardja, B. S., & Amin, M. (2021, February). Utilization of fermented Seligi leaf flour Phyllanthus buxifolius toward the specific growth rate, daily growth rate and survival rate of siam catfish (Pangasius pangasius). In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 679, No. 1, p. 012040). IOP Publishing.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp