Adsorben Berbasis Fly Ash untuk Adsorpsi Logam Berat dan Pewarna

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh dosenpendidikan.co.id

Air adalah salah satu sumber daya alam yang paling melimpah di bumi, namun hanya sekitar 1,0% yang dapat digunakan untuk konsumsi manusia. Karena meningkatnya biaya produksi air minum, populasi, dan beberapa masalah lingkungan dan iklim, diduga bahwa lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses ke air minum dan air bersih yang cukup.

Polusi udara, tanah, dan air merupakan masalah utama di dunia saat ini, dengan khususnya masalah tentang polusi air yang menimbulkan kekhawatiran yang serius. Selain kelangkaan air, adanya air limbah dalam jumlah besar telah menempatkan banyak tekanan pada umat manusia. Pertumbuhan penduduk saat ini (overpopulation), inovasi (dalam bentuk modernisasi), perkembangan industri, dan ekonomi memiliki konsekuensi positif dan negatif bagi masyarakat, seperti pertumbuhan ekonomi dan pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemaran air menjadi perhatian serius karena efek buruknya pada organisme hidup serta lingkungan sekitarnya, dan karena dihasilkan dalam jumlah besar. Air limbah dalam jumlah yang signifikan pasti dihasilkan oleh kegiatan industri, pertanian, dan domestik.

Perluasan industri pertambangan, biokimia/kimia, produksi baterai, dan meluasnya pemanfaatan zat biokimia/kimia untuk kegiatan pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk mengakibatkan pelepasan logam berat dan zat warna secara masif ke air tanah. Karena toksisitasnya terhadap proses ekologi dan biologis, ion logam berat yang merupakan mayoritas kontaminan anorganik telah menimbulkan banyak kekhawatiran. Akibatnya, para ilmuwan dan lembaga pemerintah menjadi memperhatikan tentang cara untuk menjaga dan meningkatkan kualitas air.

Karena sifat yang unik dan khas dari adsorben berbasis Fly Ash, maka saat ini Fly Ash dapat digunakan untuk menyerap logam berat dan pewarna. Penyerapan logam berat dan pewarna yang telah dilaporkan mungkin karena adsorpsi dan presipitasi pada permukaan adsorben. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, Langmuir’s isotherm model dan Freundlich’s isotherm model adalah model yang cukup baik dalam menggambarkan proses adsorpsi. Sedangkan pseudo-second-order adalah model yang cukup baik dalam menjelaskan proses kinetika adsorpsi. Namun disarankan bahwa penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan adsorben berbasis Fly Ash untuk menyerap logam berat dan pewarna harus berkonsentrasi pada meningkatkan dan mengembangkan keterbatasan dalam penelitian sebelumnya serta penggunaan partikel geopolimer berbasis Fly Ash. Hal ini karena telah telah dilaporkan oleh beberapa penelitian sebelumnya bahwa geopolimer berbasis Fly Ash magnetik dapat lebih efektif dalam menetralkan pH dan menyerap logam berat dan pewarna. Oleh karena itu, geopolimer magnetik dapat dikatakan sebagai adsorben yang prospektif dalam penyerapan logam berat dan pewarna karena adsorben tersebut dapat didaur ulang atau digunakan kembali.

Untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi dan efektivitas Fly Ash dalam menyerap logam berat dan pewarna, teknologi inovatif untuk pemanfaatan Fly Ash yang efektif harus dikembangkan, seperti teknologi nanofiber. Dalam memanfaatkan mekanisme nanoteknologi baru-baru ini, Fly Ash dapat disintesis lebih lanjut menjadi adsorben komposit hibrid penyerap yang efisien dan multiguna untuk adsorpsi. Hal ini karena adsorben komposit hibrid berbasis Fly Ash adalah material yang berkembang yang memiliki prospek masa depan yang bagus. Berdasarkan literatur yang ada dapat diketahui bahwa adsorben berbasis Fly Ash yang digunakan untuk menyerap logam berat dan pewarna dapat diregenerasi dengan baik dan digunakan kembali.

Penulis: Dr. Handoko Darmokoesoemo, Drs., DEA

Link Jurnal: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2238785421008036

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp