Dubes Tantowi Yahya Ingatkan Mahasiswa UNAIR Potensi Besar Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi pembukaan Kuliah Kebangsaan bersama Prof. Nasih (kiri) dan Duta Besar H.E. Tantowi Yahya (kanan). (sumber: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Mata kuliah Pembelajaran Dasar Bersama kembali menggelar Kuliah Kebangsaan Cokroaminoto bagi para mahasiswa baru Universitas Airlangga (UNAIR). Selasa (28/9/2021), tim Unit Pendidikan Kebangssan dan Karakter (UPKK) UNAIR menghadirkan Kuliah Kebangsaan ‘Aku Berkarya, Ku Pahat Sejarah’.

Kuliah tersebut mendatangkan dua pembicara utama, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, Kerajaan Tinga, dan Kepulauan Cook H.E. Tantowi Yahya serta Dekan Fakultas Hukum UNAIR Imam Prihandono, S.H., M.H., LL.M., Ph.D.

Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., menyoroti bagaimana posisi strategis mahasiswa yang memiliki potensi dan peran yang luar biasa vital. Terlebih di tangan generasi muda calon pemimpin masa depan akan muncul untuk menggerakkan potensi bangsa. “Hari ini kita mahasiswa, esok kita pemimpin bangsa ini,” seru Prof. Nasih.

Untuk itu, Prof. Nasih memandang penting peran kampus untuk mewarnai dan membentuk pola pikir, tindakan, serta perilaku mahasiswa tentang kepemimpinan dan jiwa nasionalisme. “Nasionalisme bisa terbentuk dari karya. Tidak harus karya besar, yang terpenting nilai kontribusinya untuk orang lain,” paparnya dalam sambutan pembuka.

Dalam acara inti, Tantowi Yahya memberikan kuliah bertajuk ‘Yang Muda, Yang Berkarya’. Tantowi mengingatkan para generasi muda tentang posisi membanggakan dan potensial yang dimiliki Indonesia, mulai dari status negara demokrasi terbesar ketiga sampai populasi terbesar keempat dunia.

Tantowi pun juga menganalogikan Indonesia sebagai ‘Gadis Cantik Anak Orang Kaya’ dan generasi muda sebagai ‘seorang kakak’ yang harus mampu menjaganya. “Tujuannya tentu agar Indonesia terus berkembang dan Bersatu lewat potensi besar yang teman-teman mahasiswa ini miliki,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut Tantowi, generasi muda harus memiliki tiga mindset utama. Mimpi, konseptualisasi, dan implementasi. Melalui ketiga mindset tersebut generasi mudah diharapkan dapat terus berkarya dalam bidang dan passion-nya masing-masing untuk meraih mimpi tertinggi mereka.

Sementara itu, Imam dalam kuliahnya menguraikan makna mendasar tentang bangsa yang besar. Menurut Imam, bangsa yang besar tidak hanya sebatas pada jumlah populasi, kekayaan sumber daya alam, atau geografis.

“Bangsa yang besar harus punya tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi, adaptif pada perubahan, serta penguasaan IPTEK yang mumpuni,” jelas Pakar Bisnis dan HAM tersebut.

Maka dari sanalah peran universitas dan mahasiswa hadir, sehingga kebebasan akademik dan pengembangan ilmu sangat berperan penting untuk menjadi sebuah bangsa yang besar.

Selain kuliah umum, acara yang dihadiri setidaknya 7000 mahasiswa baru S1 dan Vokasi tersebut juga membuka ruang diskusi dan tanya jawab dengan para narasumber. Ketua UPKK UNAIR Syahrur Marta Dwi Susilo, S.S., M.A., Ph.D. dalam sambutannya menyebut kuliah kebangsaan tersebut sebagai wujud pendidikan dasar bersama untuk mendorong jiwa nasionalisme dan berkarya para mahasiswa UNAIR. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp