UNAIR NEWS – Kamal Fadelan pemilik channel youtube Nandur Seneng berbagi cara menanam anggur di dalam pot melalui webinar pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR).
Lima Keistimewaan Tanaman Anggur
Pada kesempatan tersebut, Kamal mengungkapkan terdapat alasan tertentu mengapa dia memilih anggur untuk ditanam dalam pot. Menurutnya, anggur memiliki lima keistimewaan.
Pertama, tanaman anggur dapat berbuah kapan saja sesuai dengan keinginan pemilik. Selain itu, anggur dapat berbuah tiga kali dalam setahun. Hal tersebut tentu berbeda dengan kebanyakan tanaman buah lain yang biasanya hanya berbuah satu kali dalam setahun.
“Kalau kita memiliki empat tanaman anggur dan tanaman tersebut kita setting sedemikian rupa, maka kita dapat memanen buah anggur setiap bulan,” ucapnya pada Selasa (28/9/21).
Keistimewaan kedua, tanaman anggur dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun. Selanjutnya, tanaman anggur juga memiliki estetika tersendiri. Hal itu terbukti banyak kafe yang menggunakan konsep tanaman anggur sebagai penambah keindahan.
Lebih lanjut, tanaman anggur memiliki nilai ekonomi yang luar biasa. Kamal mengatakan hal itu karena setiap bagian tanaman anggur baik buah, batang yang masih muda maupun yang telah berkayu hingga daunnya dapat dijual sehingga menghasilkan uang. Terakhir, menurut Kamal, menanam anggur memiliki nilai spiritual.
“Dalam kitab suci Al-Quran disebutkan bahwa anggur merupakan rezeki yang baik. Oleh karena itu menurut saya menanam anggur memiliki nilai spiritual,” tuturnya melalui zoom meeting.
Tips Menanam Anggur di dalam Pot
Selanjutnya, Kamal memiliki beberapa tips terkait cara menanam anggur di dalam pot agar tidak gagal. Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah menambah lubang pembuangan air tiga kali lebih banyak pada pot yang akan digunakan baik di bagian bawah maupun bagian samping. Hal itu dikarenakan jika terdapat air menggenang di dalam pot maka dapat merusak akar serabut tanaman anggur.
“Sebaiknya, pot yang dipilih adalah pot nomor 60. Apabila menggunakan planterbag maka idealnya memilih yang berukuran 100 liter,” ungkapnya.
Media tanam menjadi hal kedua yang perlu diperhatikan. Adapun media yang bagus untuk tanaman anggur adalah yang memiliki tekstur pasir seperti campuran sekam bakar, sekam mentah dan pupuk kotoran hewan. Kemudian, campuran media tanam itu harus didiamkan minimal selama satu bulan agar tanaman anggur dapat tumbuh dengan baik.
“Media tanam campuran sekam bakar, sekam mentah dan pupuk kotoran hewan yang didiamkan harus ditutup dan tidak boleh terkena air hujan. Penyiraman media tanam dapat dilakukan seminggu sekali menggunakan air cucian beras dan berdasarkan pengalaman di lapangan pertumbuhan anggur menjadi bagus sekali,” papar Kamal.
Tips ketiga menurut Kamal, sebelum membeli bibit anggur harus memastikan terlebih dahulu bahwa bagian bawah tanaman merupakan tanaman anggur yang telah beradaptasi baik di Indonesia. Contohnya adalah anggur yang berjenis isabella, red master, dan lain-lain.
“Pilihlah bibit anggur yang disambung dimana pada bagian bawah merupakan anggur lokal dan bagian atas merupakan anggur impor. Jangan memilih bibit anggur yang didapatkan dari stek,” tambahnya.
Tips terakhir yang perlu diperhatikan adalah pemupukan. Jika ingin tanaman anggur berbuah di dalam pot, sambung Kamal, maka harus melakukan pemupukan agar tanaman tidak kekurangan unsur hara. Pupuk yang dapat digunakan bisa berasal dari limbah dapur seperti sisa sayuran untuk pupuk vegetatif, sisa buah-buahan untuk pupuk generatif dan sisa jeroan ikan atau ayam.
“Tanaman anggur itu sendiri memiliki dua fase pemupukan, pertama fase pemupukan vegetatif yang dimulai sejak ditanam hingga usia tujuh bulan. Fase kedua merupakan pemupukan generatif untuk usia tujuh bulan ke atas,” jelasnya.
Terakhir, dia berpesan bahwa menanam satu pohon meskipun di dalam pot akan sangat bermanfaat bagi kesehatan lingkungan ke depannya. Kamal yakin perilaku tersebut dapat dilakukan oleh semua orang dengan mudah meskipun tidak memiliki lahan yang luas. (*)
Penulis: Dita Aulia Rahma
Editor: Nuri Hermawan