“Markaswalet” Startup Milik Alumnus UNAIR Terima Dana dari Kemenristekdikti

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim “Markaswalet” Startup Milik Alumnus UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Ikuti Program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi dan menjadi Startup Inovasi, Markaswalet, startup besutan alumnus Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp282.361.000 dari Kemenristekdikti. Markaswalet merupakan startup manufaktur pengolahan sarang walet dengan nilai ketelusuran yang tinggi. Startup berbasis aplikasi tersebut merupakan aplikasi edukasi budidaya sarang walet pertama di Indonesia.

Muhammad Fairuzzuddin Zuhair selaku CEO Markaswalet saat ditemui tim UNAIR NEWS pada Minggu (26/09/2021) mengatakan, perjuangan tim Markaswalet mendapatkan dana tersebut melalui banyak drama. Berawal dari Markaswalet yang mendaftarkan diri pada awal tahun 2020 dengan bantuan dari Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRI) UNAIR dan mendapatkan kabar bahwa kegiatan tersebut dibatalkan pada April 2020.

Berjalan Selama Delapan Bulan dengan Dana Minim

“Setelah mendapat surel dari kementerian keuangan bahwa seluruh alokasi dana dialihkan untuk bantuan COVID-19 kami sudah tidak berharap lagi. Pikir kami, kami akan mencoba kembali setelah pandemi. Namun, kami tidak tinggal diam pada saat-saat itu, sebab kami memiliki tanggungan pegawai dan pendanaan untuk melebarkan sayap,” tutur CEO Markaswalet yang akrab disapa Fairuz itu. 

Memberdayakan ibu-ibu janda di daerah Bulak Banteng, Markaswalet berhasil memiliki 40-50 pegawai mencoba terus berkembang dengan modal seadanya. Mendukung hal itu, start up tersebut mengadakan pelatihan kepada para petani walet hingga luar pulau. Kegiatan tersebut membuat mereka mendapatkan kepercayaan para petani dan berhasil mengelola hasil sarang waletnya. 

Program Mendadak Dilanjutkan

Fairuz mengaku, pada Oktober 2020 Markaswalet mendapatkan surel bahwa Kemenristekdikti kembali melanjutkan Program Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi. Markaswalet yang kala itu habis tertipu dan kebingungan dengan optimis mencoba terus mengikuti rangkaian kegiatan. Bergerak cepat, Markaswalet menyiapkan proposal pitching, pitch desk, video produksi, traction, laporan keuangan satu tahun ke belakang, forecasting keuntungan, dan rencana aksi dan kuaran setahun ke depan. Presentasi dan wawancara dilalui Markaswalet dengan baik meski harus dilakukan secara virtual.

“Pada saat sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang di luar ekspektasi kami. Contohnya seperti bagaimana kami akan menembus pasar ekspor, sertifikasi, penilaian standar mutu. Sementara itu, kami yang baru merintis belum memilikinya. Bahkan tempat produksi pun seadanya,” ungkapnya. 

Namun, tim Markaswalet berhasil memberikan jawaban alternatif seperti, penelitian enzim yang tengah dilakukan dan aplikasi budidaya walet. Hal tersebut membuat Markaswalet mendapatkan pujian dari salah satu inventor perusahaan-perusahaan besar. Markaswalet dianggap tim yang paling siap dibandingkan dengan tim lainnya. Perjuangan mereka berbuah manis bersamaan dengan Surat Keputusan yang mengumumkan bahwa mereka menjadi salah satu penerima dana.

Fokus Markaswalet Terkini

Markaswalet saat ini tengah berkolaborasi dengan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, menemukan enzim yang dapat mempermudah proses pembersihan sarang walet. Kini Markaswalet tengah fokus mendampingi 200 petani binaannya, agar dapat meningkatkan kualitas produksi dan memastikan ketersediaan supply. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp