BEM UNAIR Ajak Mahasiswa jadi Kreator Konten yang Kreatif dan Berkualitas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi Talkshow bersama Eno Bening dilangsungkan melalui zoom dan streaming youtube pada Sabtu (25/9). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Menjadi kreatif di zaman serba digital tentunya menjadi hal yang menguntungkan bagi millenial. Tak hanya mampu beradaptasi dengan lebih cepat, pribadi yang kreatif dianggap membuka pintu bagi peluang yang menjanjikan.

Eno Bening, content creator yang menjadi pembicara dalam talkshow VISIONED 2021, menyebutkan bahwa semua orang sebenarnya memiliki kreativitas. “Karena kreativitas bukan sesuatu yang benar-benar baru, melainkan sepuluh digabungkan jadi satu, jadi semua orang bisa,” sebutnya.

Sejak munculnya tiktok dan fitur instagram reels, Eno menyadari bahwa profesi sebagai kreator konten menjadi semakin diminati. Untuk itu, pembicara yang telah berkecimpung di dunia media sosial selama lebih dari sepuluh tahun itu menyemangati peserta untuk mencoba pekerjaan di bidang kreatif itu.

“Lebih baik menyesal mencoba, daripada menyesal karena tidak pernah mencoba. Karena menyesal mencoba akan menimbulkan evaluasi, ilmu, dan juga experience baru, selama itu nggak melanggar norma yang ada,” pungkasnya dalam acara besutan BEM Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut.

Konten yang tak kunjung menarik minat audiens seharusnya tidak menjadi alasan untuk berhenti. Kreator konten yang juga berprofesi sebagai social media strategic itu mengatakan bahwa di era digital, banyaknya kompetitor membuat ketatnya persaingan di era digital sehingga menuntut kreativitas dan tingkat adaptasi yang tinggi.

“Kemungkinannya ada dua, emang konten kalian yang jelek, atau optimasi kontennya yang kurang. Karena walaupun optimasinya bagus, pakai hashtag sebanyak apapun, kalau kontennya jelek juga sama aja,” jelasnya.

Lebih lanjut, mengenai konten buruk yang acap kali viral, Eno berpendapat bahwa hal-hal yang berbau kontroversi dan drama selalu mengundang pasar Indonesia. Untuk itu, sebagai pencipta konten yang baik sudah seharusnya kita tetap pada tujuan kita untuk memberikan value yang baik pula.

Jika menemukan konten yang dirasa buruk dan tidak sesuai norma, Eno mengatakan untuk tidak melakukan interaksi sekecil apapun untuk menghindari penyebaran konten buruk tersebut. “Nggak perlu kalian share atau berikan komentar jelek, karena setiap interaksi akan dihitung oleh algoritma, dan akan disebarkan,” tuturnya.

Menjadi konten kreator yang kreatif dan adaptif menjadi tantangan tersendiri di era digital. Belum lagi adanya komentar kebencian yang bebas diutarakan oleh akun-akun tak bertanggung-jawab. “Secantik atau seganteng apapun, tetap akan ada yang ngatain baik di depan atau di belakang. Jadi daripada kita waste waktu kita, mending ngga usah dihiraukan, atau di block saja,” pungkasnya.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp