BEM Farmasi UNAIR Berikan Tips Perangi Hoax Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama hampir dua tahun belakangan menimbulkan banyak perkara. Salah satunya adalah penyebaran informasi bodong yang membuat keadaan semakin kacau.

Oleh sebab itu, Departemen Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) BEM Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar nasional yang berjudul “COVID-19 TREATMENT 101: MISCONCEPTIONS AND THE ALTERNATIVES” pada Sabtu, 25 September 2021.

dr Jeff sebagai pembicara membawakan materi mengenai terapi yang diberikan pada pasien Covid-19. Untuk melakukan terapi pengobatan pada pasien Covid-19 lebih dulu ditentukan pasien berada dalam keadaan derajat tanpa gejala, ringan, sedang, atau berat/kritis.

Selain menyampaikan mengenai terapi Covid-19, dr. Jeff juga menjelaskan mengenai maraknya misinformasi dan bagaimana cara untuk menghentikan penyebaran informasi tersebut di era pandemi. 

Disinformasi adalah informasi yang salah, tetapi orang yang menyebarkannya menganggap informasi tersebut benar. Biasanya penyebar informasi bertujuan baik. 

“Salah satu disinformasi yang beredar adalah virus Covid-19 tersebar akibat kebocoran laboratorium. Sejauh ini informasi yang benar adalah virus SARS-CoV penyebab Covid-19 merupakan virus yang menginfeksi hewan liar yaitu kelelawar. Namun karena hewan liar dikonsumsi oleh manusia menyebabkan virus tersebut bermutasi,” ujar dr. Jeff.

Contoh lain dari disinformasi adalah pasien yang pernah terjangkit Covid-19 selamanya akan memiliki virus. Informasi ini salah karena orang yang terjangkit Covid-19 bisa sembuh, hanya sekitar 2% yang mengakibatkan kematian.

“Artinya, selebihnya adalah pasien sembuh. Asalkan tidak terlambat untuk datang ke rumah sakit. Tidak menunda jika ada gejala,” jelas dr. Jeff lebih lanjut.  

Miskonsepsi atau hoax yang terus diulang dan digaungkan pada media sosial atau publikasi lainnya akan menyebabkan masyarakat beranggapan informasi yang salah sebagai hal yang benar. 

Oleh sebab itu dr. Jeff menjabarkan beberapa upaya yang dapat dilakukan agar kita tidak terjebak hoax. 

Pertama hati-hati dengan judul provokatif. Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional atau clickbait untuk menarik perhatian khalayak. Untuk menghindari tertipu berita dengan judul provokatif, ada baiknya kita mencari referensi berupa berita atau artikel dari situs resmi lalu bandingkan isinya. 

Kedua cermati alamat situs. Perhatikan alamat URL informasi yang diperoleh dari website atau link. Apabila informasi berasal dari situs yang belum terverifikasi seperti blog, maka kita wajib curiga terhadap informasi tersebut.

Ketiga, cek keaslian foto. Dewasa ini banyak foto hasil manipulasi yang beredar luas di internet. Dengan demikian kita wajib mengecek keaslian foto dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni menggunakan kolom pencarian dengan foto pada Google Images. Nantinya akan muncul gambar serupa atau gambar asli yang digunakan untuk manipulasi.

Keempat, periksa fakta. Fakta mengenai kesehatan bisa dicek dengan mencari literatur terkait pada Pubmed. 

Terakhir, ikut serta dalam grup anti hoax. Dengan mengikuti grup diskusi, kita dapat bertanya mengenai informasi yang didapatkan..     

Penulis: Rayya Afifah Ikhsani

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp