Kapasitas Adaptif Sistem Pelayanan Kesehatan terhadap Pengurangan Dampak Bencana Tsunami

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh katadata.co.id

Bencana tsunami tahun 2018 merupakan bencana pertama dan terbesar di Provinsi Banten, namun kesiapsiagaan dalam penanggulangan krisis kesehatan masih kurang, padahal dalam situasi tanggap darurat pelaksanaan penanggulangan bencana sudah cukup baik dan regulasi yang mengatur penanggulangan bencana belum terbentuk, termasuk klaster kesehatan, SOP yang mengatur penanganan krisis kesehatan pada masa tanggap darurat. Ketersediaan sarana dan obat-obatan di daerah belum direncanakan untuk bencana, meskipun dukungan sarana dan obat-obatan untuk menghadapi dampak tsunami terpenuhi.

Pembiayaan penanggulangan bencana tidak memanfaatkan biaya tak terduga (BTT) yang ada, karena proses pertanggungjawaban yang rumit. Mobilisasi tenaga kesehatan masih bersifat spontan. Tidak ada kebijakan khusus yang mengatur mobilisasi tim selama tanggap darurat. Sistem informasi yang belum terpusat, menyebabkan adanya perbedaan informasi.

Permasalahan ini dikaji oleh 3 peneliti dari Universitas Airlangga dan 1 Peneliti dari UiTM Malaysia dan 1 peneliti dari Afrika. Untuk pengembangan penelitian digunakan jenis penelitian deskriptif, kualitatif dan kuantitatif, yang didasarkan pada analisis kapasitas dan kerentanan masyarakat. Informasi data dikumpulkan melalui Laporan Kementerian Kesehatan. Fokusnya pada aspek kualitatif terkait bagaimana sistem kerja satgas krisis kesehatan dalam penanganan tsunami bekerja. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kepentingan dalam merespons penanganan darurat bencana tsunami. Penelitian ini dilakukan di Selat Sunda di Provinsi Banten dan Lampung dimana gunung berapi tersebut aktif belakangan ini dan jumlah penduduk terbesar di kedua wilayah tersebut rentan terhadap kejadian tsunami.

Penelitian menganalisis data mengenai dampak masa lalu dan proyeksi risiko bencana tsunami. Tinjauan sistematis dari laporan publik dan artikel jurnal peer-review, yang relevan dengan tujuan penelitian digunakan untuk mengidentifikasi kapasitas dan tantangan manajemen perawatan kesehatan Tsunami. Hal ini terutama didasarkan pada sumber data sekunder yang dilaporkan dalam Laporan Khusus Kementerian Kesehatan 2019. Tinjauan data dari laporan buku tentang krisis kesehatan 2018 digunakan untuk memperkuat bukti analisis. Untuk tujuan penelitian ini, kami menggunakan beberapa analisis data seperti artikel peer-review tentang morbiditas, mortalitas, faktor risiko dan tingkat paparan dengan data dari sistem perawatan kesehatan setelah tsunami.

Kesimpulan penelitian ditemukan bahwa analisis kualitatif komprehensif dari kesiapsiagaan dan respon bencana kesehatan pada Tsunami Sunda 2018 menunjukkan beberapa masalah dan tantangan yang harus ditangani lebih lanjut untuk perbaikan manajemen bencana di masa depan.

Penulis: Moses Glorino Rumambo Pandin

Link Jurnal: https://scholar.google.co.id/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=bRzOhcEAAAAJ&citation_for_view=bRzOhcEAAAAJ:AvfA0Oy_GE0C

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp