Pakar UNAIR Temukan Solusi Efektif Depurasi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd pada Kerang Darah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari IDN Medis

UNAIR NEWS – Keberadaan logam berat di perairan laut akan sangat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan, reproduksi dan kelangsungan hidup biota air. Hal tersebut dikarenakan logam berat akan mengendap di dasar dan menyebabkan organisme air yang memakan di dasar perairan seperti udang, kepiting dan kerang akan berpeluang besar terinfeksi logam berat yang telah terikat dengan sedimen dasar. Salah satu logam berat yang dapat menginfeksi biota di daerah sedimen adalah logam berat berjenis Pb dan Cd..  

Kerang (bivalvia) sering digunakan sebagai biota indikator logam berat karena mampu mengakumulasi logam berat dari lingkungan dan bersifat filter feeder. Salah satu organisme tersebut adalah kerang darah (Anadara antiquata). Namun, ada kandungan logam berat yang berbahaya di dalam cangkangnya, kerang yang diambil dari perairan yang terkontaminasi logam berat harus dibersihkan atau dimurnikan. Pakar FPK UNAIR, Ir. Boedi Setya Rahardja M.P menemukan solusi efektif dalam menghilangkan atau membersihkan kandungan logam berat tersebut yaitu menggunakan filter arang aktif. 

“Pemberian arang aktif pada filter, secara umum cenderung memiliki penurunan kandungan logam berat yang lebih efektif dibandingkan filter zeolit,  dan filter Gracillaria sp,” jelasnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan No. 17 Tahun 2004 tentang Sistem Sanitasi Kerang di Indonesia ambang batas untuk logam berat, kerang dan produk olahan yang akan dikonsumsi harus memenuhi persyaratan, termasuk kandungan maksimal merkuri (Hg), kadmium (Cd) dan timbal (Pb), masing-masing 0,5; 1.0; dan 1,5 mg/kg berat bersih. Penelitian Boedi –sapaan akrabnya- menunjukan pemberian arang aktif pada filter, secara umum cenderung memiliki penurunan kandungan Pb yang lebih tinggi dengan persentase 31,5% dibandingkan filter zeolit sebesar 30,62% dan filter Gracillaria sp. sebesar 25,53%.     

“Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan filter pada penurunan kandungan Pb pada kerang darah (Anadara antiquata) lebih efektif dalam mengurangi kerang darah dibandingkan tanpa penyaringan yang rata-rata hanya 15,6%,” ungkapnya.

Selain itu, sambung Boedi, filter arang umumnya cenderung memiliki rata-rata penurunan kandungan Cd dengan persentase 28,56%, lebih tinggi dibandingkan filter zeolit yang berkisar 26,75% dan filter Gracillaria sp. 18,77 %.  Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan filter pada penurunan kandungan Cd pada kerang darah (Anadara antiquata) lebih efektif dalam mengurangi kerang darah dibandingkan dengan yang tanpa penyaringan yang rata-rata hanya 16,03%.

“Sehingga, arang aktif dapat menjadi salah satu solusi efektif depurasi logam berat yang terdapat pada biota air yang hidup di daerah sedimen.” Tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp