Skin Prick Test sebagai Alat Diagnostik Dermatitis Atopik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Alodokter

Dermatitis atopik (DA) adalah radang kronis pada kulit yang ditandai dengan bercak merah yang gatal, dapat terjadi pada anak (10-20%), dan dewasa (1-10%). Penyakit ini sering ditemukan pada individu dengan riwayat asma dan rinitis alergika. Peningkatan kasus terjadi terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Faktor pencetus tersering adalah debu, ayam, telur, susu sapi, dan udang. Menghindari faktor pencetus sangat penting untuk meredakan reaksi radang dan mencegah kekambuhan. Proses identifikasi faktor pencetus seringkali tidak mudah dan membutuhkan pemeriksaan tambahan. Skin Prick Test (SPT) adalah alat diagnostik terbaik untuk menentukan jenis alergen penyebab reaksi alergi. Tes ini merupakan tes sederhana yang akurat, ekonomis, dan memiliki efek samping minimal.

Kualitas alergen yang digunakan sangat berpengaruh terhadap keakuratan hasil diagnosis. Ekstrak alergen yang berkualitas akan mempermudah proses identifikasi sehingga pasien dapat menghindari alergen yang tepat dan kekambuhan dapat dicegah. Sayangnya, ekstrak alergen yang selama ini digunakan adalah alergen impor yang harganya relatif mahal dan tidak selalu tersedia di Indonesia. Perbedaan spesies tungau debu rumah di Indonesia dengan yang digunakan pada ekstrak alergen impor diduga dapat mempengaruhi keakuratan hasil tes. RSUD Dr Soetomo telah lama mampu memproduksi ekstrak alergen lokal, namun publikasi mengenai keakuratan SPT dengan ekstrak alergen lokal ini belum kami temukan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil SPT dengan ekstrak alergen lokal dan impor.

Penelitian dilakukan pada 45 pasien DA tanpa lesi kulit. Pemeriksaan SPT dengan ekstrak alergen impor dilakukan pada kunjungan pertama. Pemeriksaan IgE dan SPT dengan ekstrak alergen lokal dilakukan pada minggu kedua. Alergen yang diperiksa adalah tungau debu rumah, ayam, putih telur ayam, susu sapi, dan udang. Hasil penelitian menunjukkan sensitivitas yang bervariasi antara ekstrak alergen lokal dan impor, tungau debu rumah merupakan ekstrak alergen yang memiliki sensitivitas tertinggi. Hasil negatif menunjukkan kemungkinan bahwa pasien tidak alergi terhadap alergen ini (SnOUT). Spesifisitas tertinggi dilaporkan pada ekstrak alergen udang. Hasil positif menunjukkan kemungkinan pasien alergi terhadap alergen ini (SpIN). Jika dibandingkan dengan hasil IgE, ekstrak tungau debu rumah lokal dan impor memiliki sensitivitas yang baik (Sn 85,7%; 92,9%). Spesifisitas yang baik dilaporkan pada ekstrak alergen putih telur dan susu sapi lokal (Sp 86,4%; 84,4%). Ekstrak alergen lokal dapat dipertimbangkan untuk menggantikan penggunaan ekstrak alergen impor.  

Penulis : dr.Sylvia Anggraeni,Sp.KK(K)

Informasi lengkap dari artikel ini dapat dilihat di :

https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i3.15965

The Accuracy of Indonesian New Local Skin Prick Test (SPT) Allergen Extracts as Diagnostic Tool of IgE-mediated Atopic Dermatitis Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology 2021:15 (3).

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp