Rajin Membersihkan Karang Gigi Dapat Mengurangi Risiko Alergi pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari Kompas Health

Angka kejadian penyakit alergi meningkat dalam beberapa dekade terakhir, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Beberapa penelitian membuktikan paparan kuman dan produk kuman (endotoksin) berhubungan dengan gaya hidup yang “kurang bersih”pada komunitas negara berkembang dibandingkan negara maju, sehingga menyebabkan deviasi imun dari perkembangan sistem imun menjadi respons nonalergi. Hal ini disebut sebagai hygiene hypothesis. Terlepas dari penelitian lama tentang hygiene hypothesis selama beberapa dekade, ada fakta yang menarik bahwa kejadian alergi dan atopi meningkat lebih banyak di antara anak-anak yang ditemukan karang gigi dan infeksi gigi.

Rongga mulut sendiri merupakan habitat berbagai kuman, termasuk Porphyromonas gingivalis (Pg). Pg adalah kuman gram negatif, patogen anaerob fakultatif, yang bertanggung jawab menyebabkan radang gusi atau periodontitis. Sementara untuk mendukung hygiene hypothesis ini, ada hipotesis alternatif di mana paparan beberapa patogen periodontal secara eksklusif akan memicu “abnormalitas imunoglobulin-E”. Dalam konteks hygiene hypothesis, paparan mikroba yang paling penting diperlukan untuk yang dipelajari adalah hubungan biomolekuler antara antibodi inang dan sel T regulator dengan lipopolisakarida (LPS), suatu endotoksin yang dilepaskan oleh Pg untuk mempengaruhi reaksi imun inang.

Dari penelitian kami, yang telah di publikasikan di Jurnal F1000resesearch, terindex Scopus Q1, tertulis bahwa membersihkan gigi tidak sekedar bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Membersihkan gigi dapat mencegah penumpukan plak dan gigi berlubang yang menjadi sarang bertumbuhnya bakteri. Dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut, berarti juga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ternyata, kuman yang menempel pada karang gigi dan juga gusi memilki kemampuan melepaskan endotoksin yang bernama lipopolisakarida. Endotoksin atau racun bakteri tersebut kemudian bisa meningkatkan respon imun yang disebut Imunoglobulin E (IgE).

Penulis: Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA, K-KKA

Untuk membaca artikel kami secara lengkap dapat diakses di: https://f1000research.com/articles/10-371

Untuk mensitasi artikel kami dapat dilakukan dengan cara:

Nelwan SC, Nugraha RA, Endaryanto A et al. Atopic biomarker changes after exposure to Porphyromonas gingivalis lipopolysaccharide: a small experimental study in Wistar rats. F1000Research 2021, 10:371 (https://doi.org/10.12688/f1000research.51959.1)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp