Dampak Spillover Penanaman Modal Asing terhadap Produktivitas Industri Manufaktur Medium-High Technology di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari Katadata

Pembuat kebijakan di negara-negara berkembang bersaing secara aktif untuk mendapatkan investasi langsung (PMA). Berbagai paket insentif ditawarkan, seperti membangun infrastruktur, pembebasan pajak, tunjangan investasi, izin untuk memulangkan laba, dan keuntungan lainnya. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat itu diharapkan mampu membuat investasi asing untuk membawa teknologi baru, modal, dan keahlian manajemen yang mampu mendongkrak produktivitas dalam negeri. Namun, beberapa literatur studi terdahulu belum dapat menemukan bukti yang konklusif terkait manfaat yang diterima perusahaan lokal dengan hadirnya PMA. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji ulang dampak dari investasi asing terhadap industri manufaktur di Indonesia.

Selain mempengaruhi lingkungan bisnis secara nasional, penanaman modal asing atau dikenal dengan istilah Foreign Direct Investment (FDI) juga dinilai berkontribusimemberikan manfaat dalam secara tidak langsung melalui mekanisme non-pasar di negara penerima. Manfaat yang diterima perusahaan domestik dikenal sebagai spillover pengetahuan atau knowledge spillover. Manfaat spillover terjadi ketika terjadi transfer pengetahuan dari perusahaan multinasional (MNC) ke cabang di negara tujuan melalui imitasi, akuisisi keterampilan, kompetisi lokal dan ekspor. Newman et al. (2015) menyatakan premis dasar yang mendasari keberadaan spillovers FDI bahwa perusahaan-perusahaan asing berinvestasi dengan teknologi lebih tinggi dan pengetahuan yang ditransfer melalui interaksi mereka dengan perusahaan domestik, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas perusahaan dalam negeri.

Spillover FDI dapat terjadi ketika perusahaan asing dan perusahaan domestic berada dalam industri sejenis ataupun lintas industri. Dampak dari spillover FDI terhadap perusahaan domestik dalam industri yang sama disebut dengan horizontal spillover, sedangkan dampak FDI spillover lintas industri dikenal sebagai vertical spillover, yang terjadi ketika terjadi ketika perusahaan asing dan perusahaan domestik dalam sektor yang berbeda saling bekerjasama  Spillover dalam industri yang berbeda digolongkanmenjadi dua, yaitu backward spillovers dan forward spillovers. Ketika pemasok (supplier)domestik mendapatkan keuntungan dari kerjasama dengan pembeli asing, maka terjadi backward spillover; sedangkan apabila perusahaan lokal diuntungkan atas kerjasamadengan pemasok asing, maka terjadi forward spillovers.

Data yang digunakan adalah industri manufaktur dengan intensitas teknologi Medium-High and High technology (atau seterusnya disebut MHT) periode 2010-2014. Pengklasifikasian industri tersebut merujuk pada United Nations Industrial Development Organization atau UNIDO (2016), dimana klasifikasi ini berdasarkan pada pengeluaran perusahaan atas biaya penelitian dan pengembangan (research and development). Periode penelitian dimulai dari tahun 2010, dikarenakan klasifikasi UNIDO (2016) menggunakan ISCI Rev. 4 atau setara dengan KBLI 2009, yang dimulai pada tahun 2010, sehingga periode sebelum 2010 tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian ini. Revisi terbaru ISIC menyediakan kerangka kerja yang komprehensif, dimana data ekonomi dapat dikumpulkan, dikompilasi dan disebarluaskan dalam format yang dirancang khusus bagi keperluan analisis ekonomi terperinci dan dipakai dalam pembuatan kebijakan.

Dengan menggunakan regresi data panel, hasil dari penelitian ini Hasil estimasi menunjukkan bahwa perusahaan asing memberikan dampak spillover positif bagi perusahaan lokal ketika berada dalam industri yang sama dengan perusahaan asing. Sebaliknya, dalam industri yang berbeda, spillover negatif terjadi dalam industri hilir ketika perusahaan lokal membeli output perusahaan asing untuk keperluanproduksi dan tidak terdapat dampak spillover dalam industri hulu ketika perusahaan lokal memasok input bagi perusahaan asing.

Temuan ini memiliki implikasi kebijakan dalam mempromosikan investasi asing, meskipun ditemukan hasil bahwa kehadiran perusahaan asing tidak sepenuhnya mendukung seluruh sektor dalam industri manufaktur. Pemerintah diharapkan mempertimbangkan apakah kehadiran FDI membawa manfaat bagi perusahaan domestik dalam negeri, terutama dalam produktivitas. Rantai pasok yang menghubungkan sektor-sektor antar industri manufaktur juga perlu mendapat perhatian khusus, sehingga pemberian insentif bagi FDI dapat mendorong peningkatan atas produktivitas output bagi pihak perusahaan pemasok dan pembeli local.

Penulis: Samuel Kharis Harianto dan Dyah Wulan Sari Link jurnal: Dampak Spillover Penanaman Modal Asing terhadap Produktivitas Industri Manufaktur Medium-High Technology di Indonesia
https://www.ejurnalunsam.id/index.php/jseb/article/view/2138

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp