Profil Mutasi Genetik rpoB pada Isolat Klinik Staphylococcus aureus yang Resistan Rifampisin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Fine Art America

Infeksi nosokomial merupakan permasalahan utama yang perlu diperhatikan karena dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, serta dapat menyebabkan pengeluaran biaya yang lebih banyak karena perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama. Salah satu bakteri  penyebab infeksi nosokomial adalah bakteri Staphylococcus aureus. Eradikasi MRSA (Multi resisten Staphylococcus) menggunakan antibiotikai rifampisin menunjukkan hasil yang baik dimana ajuvan rifampicin telah lama dihipotesiskan untuk meningkatkan hasil dari perbaikan infeksi Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus yang resisten rifampisin mengalami mutasi gen rpoB pada kodon tertentu. Sejauh ini penelitian mutase bakteri Staphylococcus aureus di Indonesia belaum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutasi genetik gen rpoB pada Staphylococcus aureus yang resisten terhadap rifampisin.

Metode uji sensitifitas yang dilakukan pada penelitian ini yaitu difusi dan dilusi, sehingga didapatkan kadar hambat minimum dan diameter zona hambat. Kemudian dilakukan pengujian menggunakan PCR (polymerasecChain reaction)  dan sekuensing untuk menentukan mutasi pada gen rpoB. Sampel yang diujikan berjumlah 9 sampel dengan 4 resistan rifampisin dan 5 sensitif rifampisin.

Ada dua jenis mutasi yang terjadi dalam hal penelitian ini. Ada mutasi silent dan yang lainnya adalah mutasi missense. Mutasi silent terjadi di empat sampel rentan rifampisin dan satu sampel resisten rifampisin yaitu satu prolin pada kodon 475, dan tiga asparagin di kodon 474. Sementara itu, di missense mutasi, terjadi perubahan tiga histidin menjadi asparagin pada kodon 481 (75%, n=4) dan satu isoleusin diubah menjadi fenilalanin pada kodon 527 (25%).

Isolat resisten rifampisin bermutasi pada cluster I kurang lebih tiga sampel yaitu His481 → Asn dan bermutasi pada cluster II kurang lebih satu sampel, yaitu Ile527 → Telp. Karena keterbatasan perangkat membaca MIC, itu tidak mungkin untuk menentukan cluster mana yang memiliki resistensi MIC terbesar. Studi yang dilakukan oleh Aubry-Damon dkk. menunjukkan bahwa mutasi missense terjadi di semua Isolat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap rifampisin. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil mutasi pada penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus resisten rifampisin terjadi di Indonesia.

Penulis: Risa Zulfiana, Suharjono, dan Kuntaman

Link Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0444/html

Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology SCOPUS Q3

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp