Hubungan Berat Ikan Kerapu Muara Hasil Tangkapan Laut dengan Tingkat Infeksi Cacing Anisakis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari IDN Medis

Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menginfeksi tubuh seperti protozoa atau metazoa. Parasit lebih sering menyerang ikan dewasa, oleh sebab itu pada ikan dewasa lebih banyak ditemukan parasit. Sebagai ikan yang bersifat karnivora,  ikan kerapu memiliki peran besar dalam proses penyebar parasit, salah satunya yang disebabkan cacing dari kelompok Anisakidae (Kurniawan, 2015). Anisakidae merupakan parasit cacing yang dapat hanya ditemukan pada ikan laut yang bersifat karnivora. Parasit cacing ditemukan pada ikan yang hidup bebas di alam, tidak mematikan, tetapi ikan yang terinfeksi dapat menularkan parasit ke ikan lain melalui interaksi satu sama lain (Indaryanto dkk., 2014). Cacing Anisakis adalah salah satu genus cacing dari kelompok Anisakidae yang dapat ditemukan di dalam tubuh ikan, lambung, usus, hati, rongga tubuh, gonad dan ginjal dan beberapa ditemukan di otot.

Ikan yang lebih besar memiliki lebih banyak makanan di tubuhnya, jadi hampir tidak ada kompetisi diantara parasit untuk mengambil makanan dari induk semangnya. Semua kebutuhan cacing Anisakis dalam mencari makan ditemukan pada ikan besar sehingga kemungkinan parasit berpindah ke ikan yang lebih kecil, kecil kemungkinannya (Noble dan Noble, 1989). Cacing Anisakis dapat menyebabkan penyakit yang disebut anisakiasis pada manusia yang terinfeksi setelah mengkonsumsi ikan mentah yang terinfeksi atau yang tidak dimasak dengan sempurna (Acha dan Szyfres 2003). Pengamatan di beberapa perairan Indonesia menunjukkan ikan kerapu termasuk ikan yang tinggi prevalensinya terhadap larva cacing Anisakis, termasuk Probolinggo (10%), dan Tuban (80%) (Raharjo dkk., 2017).

Pelabuhan Perikanan (PPP) Pantai Mayangan berada di kota Probolinggo dan merupakan daerah pendaratan ikan yang cukup besar di Jawa Timur. Produksi perikanan di PPP Mayangan selalu meningkat setiap tahunnya, salah satunya adalah produksi kerapu yang mencapai 164,80 kg pada Juli 2018 (Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan, 2018). Kerapu merupakan komoditas ikan laut yang memiliki nilai ekonomis dan permintaan pasar yang tinggi baik dari dalam maupun luar negeri. Karena tingkat infeksi parasit yang besar, terutama cacing Anisakidae, sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan berat ikan kerapu muara dengan tingkat infeksi Anisakis sp. agar dapat diketahui kondisi yang sesungguhnya di lapangan sehingga dapat dibuatkan program pencegahan dan penularan anisakiasis di masyarakat setelah mendapat pengetahuan dan temuan data riil dalam rangka pengendalian terhadap penyakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot ikan kerapu muara ikan (Epinephelus coioides) mempengaruhi dan/atau meningkatkan tingkat infeksi Anisakis sp. dengan kata lain bahwa semakin besar berat ikan kerapu muara (Epinephelus coioides) semakin tinggi jumlah larva Anisakis sp. yang menginfeksi ikan kerapu muara dengan koefisien korelasi 0,635 atau korelasi sebesar 63,5%. Dalam penjelasan yang lebih sederhana dapat dikatakan jenis makanan yang dimakan ikan mempengaruhi jumlah Anisakis sp. dalam tubuh ikan. Semakin besar ikannya, semakin banyak makanan, baik jenis maupun jumlah yang dikonsumsinya. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan akumulasi parasit cacing Anisakis sp. (tingkat infeksi) pada tubuh ikan.

Penulis: M. Yunus

ARTIKEL ILMIAH POPULER dari artikel yang dipublikasikan pada: Eco. Env. & Cons. 26 (November Suppl. Issue): 2020; pp. (S221-S224) dengan title:

Correlation between muara grouper fish weight (Epinephelus coioides) with Anisakis worm infection level in Mayangan Indonesia

link artikel:

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=10921&iid=320&jid=3

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp