Dukung Peneliti, BEM UNAIR Buka Diskusi “Political Will” Vaksin Merah Putih

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dukung Peneliti, BEM UNAIR Buka Diskusi “Political Will” Vaksin Merah Putih
Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih saat memberikan penjelasan mengenai perkembangan vaksin merah putih UNAIR.

UNAIR NEWS – Dukung Peneliti, BEM UNAIR Buka Diskusi “Political Will” Vaksin Merah Putih. Hingga saat ini, pemerintah Indonesia terus berusaha untuk menekan angka kasus Covid-19. Salah satu upaya yang tengah dilakukan adalah memproduksi vaksin anak bangsa yang diberi nama Vaksin Merah Putih. Dengan melibatkan tujuh lembaga di bawah naungan Kemenristek atau BRIN, vaksin tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghasilkan vaksin sendiri dan tidak hanya bergantung pada vaksin impor.

Sebagai bentuk support dan mengawal perkembangan produksi Vaksin Merah Putih, Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyelenggarakan webinar bertajuk Menelisik ‘Political Will’ Pemerintah dalam Upaya Produksi Vaksin Merah Putih pada Sabtu (28/8/2021). Kegiatan yang berlangsung secara virtual pada akhir bulan lalu itu mengulas tuntas proses pembuatan Vaksin Merah Putih.

“Kegiatan ini menunjukkan komitmen dan dukungan kami (mahasiswa UNAIR, Red) terhadap dosen, peneliti, dan semua pihak yang terlibat dalam proses produksi Vaksin Merah Putih,” ungkap Muhammad Risyad Fahlevi selaku ketua BEM UNAIR.

Tahap Uji Praklinis 2

Menghadirkan Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih sebagai salah satu pemateri, dirinya menerangkan bahwa dalam melakukan pengembangan Vaksin Merah Putih, UNAIR sendiri menerapkan dua metode. Dua metode tersebut yaitu inactivated virus dan adenovirus.

Lebih lanjut, Koordinator Riset Covid-19 UNAIR itu menyebutkan uji praklinis tahap 1 Vaksin Merah Putih telah berhasil dilakukan pada bulan Mei dengan menjadikan hewan mencit sebagai bahan uji coba. Hingga saat ini Vaksin Merah Putih tengah melakukan uji praklinis 2 pada hewan coba makaka (monyet) yang hampir mirip manusia. 

Sebelumnya, Prof. Nyoman menyatakan bahwa seharusnya uji coba kedua itu dilakukan pada bulan Juni 2021. Namun, keterbatasan hewan yang akan digunakan untuk uji coba menyebabkan terjadinya keterlambatan.

“Jika seluruh uji coba tersebut menunjukkan hasil yang baik, maka pada April 2022 mendatang Vaksin Merah Putih UNAIR akan mulai di produksi oleh PT. Biotis,” sebutnya.

SUASANA webinar bertajuk Menelisik ‘Political Will’ Pemerintah dalam Upaya Produksi Vaksin Merah Putih pada Sabtu (28/8/2021)

Hambatan

Tidak bisa dimungkiri bahwa pelaksanaan produksi Vaksin Merah Putih mengalami beberapa hambatan. Di antaranya, perlunya bahan penelitian yang harus diimpor dari luar negeri, terbatasnya ketersediaan fasilitas animal-BSL-3 dan GMP, dan minimnya riset dalam negeri yang disebabkan oleh kurangnya budget atau anggaran.

Untuk mengatasi berbagai hambatan itu, Prof. Nyoman menyatakan pemerintah juga turut andil membantu dengan membentuk konsorsium nasional pengembangan Vaksin Merah Putih, memberikan dukungan dana riset pada Vaksin Merah Putih metode Inactivated UNAIR, dan membantu penyediaan hewan percobaan Makaka.

“Selain itu, pemerintah memberikan fasilitas untuk pengawalan, pembinaan dan pengawasan dalam mengembangkan vaksin Merah Putih melalui BPOM RI,” pungkas Prof. Nyoman.

Tuut hadir dalam webinar tersebut pihak BPOM RI yaitu Dra.Togi Junice Hutadjulu,Apt.,MHA. Menurutnya, perhatian bahwa pendanaan itu penting, terlebih bagi pengembangan proyek Vaksin Merah Putih. Selain itu, fasilitas saat ini sempat menjadi kendala karena pengembangan proyek vaksin merah putih sangat bergantung atas keberadaan fasilitas.

“Termasuk kesulitan dalam pihak manufaktur untuk meningkatkan standar produksi yang ada cukup menjadi kendala di beberapa industri,” ungak Dra.Togi yang saat ini menjabat sebagai Direktur Registrasi Obat, BPOM RI.

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp