Kesempurnaan Islam Tertutupi Perilaku Umat Muslim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Grand Opening PBA UNAIR Undang Pendiri Yayasan Beri Perubahan Indonesia (BPI). (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Suatu hari Syaikh Muhammad Abduh, seorang ulama besar Al Azhar, Kairo, Mesir mendapatkan amanah untuk menyampaikan dakwah Islam di sebuah negeri di bagian barat. Maka, berdakwalah ia untuk mengajarkan Islam rahmatan lil alamin, Islam mendamaikan, dan mensejahterakan umat, serta Islam memiliki adab dan mengatur semua perbuatan dari bangun tidur hingga kembali tidur. 

Berikut merupakan muqodimah yang disampaikan oleh M. Atiatul Muqtadir atau kita kenal dengan Fathur pada acara Grand Opening PBA yang diselenggarakan UKMKI UNAIR pada Minggu (5/9/2021) tersebut.

“Bahkan urusan sekecil apapun seperti cebok pun diatur, dan sangat luar biasa Islam dalam mengatur perilaku umat muslim agar senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan,” jelasnya.

Dakwah yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad Abduh, sambung Fathur, diterima dengan baik oleh masyarakat di negeri barat tersebut. Bahkan sangat senang dan tertarik dengan Islam. Suatu ketika ia kembali ke Mesir dan meninggalkan kerinduan yang membekas di kalangan masyarakat negeri barat tersebut.  

“Untuk mengobati rasa rindu masyarakat negeri barat tersebut, mereka mengadakan sebuah forum untuk pergi ke Mesir menemui Syaikh Muhammad Abduh,” ungkapnya.

Setelah melakukan diskusi mengenai rencana masyarakat negeri barat, maka berangkatlah mereka ke Mesir untuk menemui Syaikh Muhammad Abduh. Sebelum perjalanan, mereka memiliki ekspektasi lebih mengenai Mesir karena sebagian besar masyarakat Mesir adalah muslim yang dipenuhi oleh ulama besar di negeri tersebut.  

“Ini mesir pasti negerinya indah, bersih, rapi, orangnya ramah, sangat sejahtera, mereka membayangkan bagaimana Mesir dikelilingi umat Muslim yang menjunjung tinggi kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk,” ungkap mantan Ketua BEM UGM tersebut.  

Ketika sampai di pelabuhan mesir, begitu kagetnya masyarakat negeri barat tersebut dengan masyarakat Mesir yang sebagian mengucapkan kata-kata kotor dan kasar, serta banyaknya sampah yang berserakan.  Namun, mereka masih beranggapan bahwa mungkin di kota lebih baik dibandingkan daerah pelabuhan. 

“Namun ketika pergi ke kota, betapa kagetnya mereka melihat banyaknya pengemis, sampah berserakan, lalu lintas tidak teratur, sangat jauh berbeda dengan apa yang disampaikan Syaikh Muhammad Abduh,” jelasnya.

Kemudian, masyarakat negeri tersebut menyampaikan kekecewaan ekspektasi mereka mengenai Mesir dan Islam yang mengatur segala perbuatan dan perilaku umatnya kepada Syaikh Muhammad Abduh. Maka setelah mendengar perkataan tersebut, Syaikh Muhammad abduh menyampaikan satu kalimat  masyhur dengan lirih yaitu al islamu mahjubun bil muslimin. Artinya, bahwa kesempurnaan agama Islam terhalang oleh perbuatan umat Muslim. Baik secara perbuatan, keilmuan, maupun keimanan umat muslim tersebut. Sehingga, diakhir penyampaiannya Fathur mengajak untuk menjaga kesempurnaan Islam dengan berbagai kegiatan kebaikan salah satunya dengan mengikuti majelis ilmu. 

“Salah satunya dengan mengikuti program Pembinaan Baca Al-Qur’an yang disediakan oleh UKM Kerohanian Islam Universitas Airlangga,” tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp