Ketergantungan hormon estrogen merupakan penyebab utama kejadian kanker payudara pada wanita. Dengan demikian, reseptor mereka, terutama reseptor estrogen (ER‑α), menjadi target dalam pengobatan endokrin. Fungsi inti yang dapat diinduksi ligan ini diatur oleh serangkaian senyawa fitokimia dan sintetis, seperti 17 estradiol dan tamoxifen (4‑hydroxytamoxifen [4OHT]). Daun Chinaberry (Melia azedarach) dikenal secara alami untuk meredakan penyakit dalam dan luar. Penelitian sebelumnya mengungkapkan potensi ekstrak etanolik Melia dan fraksi etil asetat sebagai antikanker.
Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan mekanisme dan keamanan antagonis ER‑α dari kandungan fraksi etil asetat daun mindi ( M. Azedarach). Kandungan fitokimia daun mindi dianalisis dengan LC-MS y, sedangkan potensi antagonis ER‑α-nya dilakukan uji secara in silico. Docking komputasi digunakan 3ERT (kompleks domain pengikatan ER‑α‑4OHT manusia) dengan Autodock Vina dan program terkait.
Hasil penelitian menunujkkan energy binding (ΔG) quercetin Melia 3‑O‑(2”,6”‑digalloyl) ‑β‑D‑galactopyranoside mirip dengan 4OHT, dan lebih rendah dari agonisnya 17 estradiol. Selanjutnya, prediksi toksisitas senyawa ini terungkap lebih aman daripada 4OHT. Fraksi etil asetat daun mindi , oleh karena itu, merupakan bahan baku obat tradisional yang potensial untuk penelitian lebih lanjut sebagai anti kanker payudara.
Penulis: Martha Ervina, Mohammad Rizki Fadhil Pratama, Hadi Poerwono, Juni Ekowati, Retno Widyowati, Katsuyoshi Matsunami, Sukardiman
Link : https://www.japtr.org/temp/JAdvPharmTechRes123236-3415455_092914.pdf