Kegemukan (obesitas) merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang berlebihan dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Prevalensi obesitas meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang. Obesitas memiliki risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan yang sangat serius seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker. World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko kematian yang kelima yaitu sebesar 7% dari kematian secara global
Salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas adalah stress. Pada seseorang yang mengalami stres maka akan memicu peningkatan pelepasan kortisol. Kortisol merupakan hormone yang dilepaskan oleh korteks adrenalis yang berfungsi ganda yaitu ke arah pengendalian keradangan (inflamasi) dan metabolisme. Sekresi kortisol yang naik pada darah akan merangsang sekresi ghrelin meningkat. Peningkatan sekresi ghrelin ke dalam darah dapat mengakibatkan nafsu makan bertambah dan asupan kalori meningkat sehingga menyebabkan terjadinya obesitas. Pencegahan obesitas melalui aktivitas fisik dapat ditunjukkan secara umum dengan cara melakukan aktivitas jenis intensitas moderat selama minimal 150-250 menit per minggu, disamping perlu dilakukan pembatasan makanan berlebih, istirahat yang cukup (6-8 jam pada usia dewasa) dan mengurangi stress. Namun, bagaimana efek aktivitas fisik moderat dalam memodulasi kortisol masih belum terungkap dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon tubuh akibat aktivitas fisik akut intensitas moderat terhadap kadar kortisol serum pada perempuan obesitas. Penelitian ini merupakan True Experiment dengan rancangan penelitian The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design dengan subjek 16 perempuan obesitas yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu G1 (n=8, kelompok kontrol) dan G2 (n=8, kelompok aktivitas fisik intensitas moderat). Teknik pengambilan subyek menggunakan teknik konsekutif. Intervensi dilakukan pada pukul 07.00–09.00 WIB. Aktivitas fisik intensitas moderat dilakukan dengan cara berlari di atas treadmill dengan intensitas 60-70% HRmax yang dilakukan secara continuous selama 30 menit. Pengukuran kadar kortisol serum dilakukan dengan pengambilan darah 30 menit pra aktivitas dan 10 menit pasca aktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan didapatkan rerata kadar kortisol pretest pada kelompok kontrol (310,18±246,55) ng/mL dan posttest kelompok kontrol (309,03±204,97) ng/mL dengan (p=0,992). Rerata kadar kortisol pretest pada kelompok aktivitas fisik intensitas moderat (305,50±145,94) ng/mL dan posttest aktivitas fisik intensitas moderat (157,25±34,16) ng/mL dengan (p=0,058), sedangkan rerata delta (Δ) penurunan kadar kortisol kelompok kontrol (–1,15±65,83) ng/mL dan kelompok aktivitas fisik intensitas moderat (–148,25±156,45) ng/mL dengan (p=0,028)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik akut intensitas moderat yang dilakukan selama 30 menit secara signifikan menurunkan kadar kortisol serum dibandingkan dengan kontrol. Sehingga dari sini bisa diaplikasikan bahwa dengan berolahraga maka tubuh akan menurunkan kondisi kortisol secara akut dan dapat menurunkan sekresi Ghrelin di sisi lain tetapi juga berpotensi membuka jendela keradangan (inflamasi).
Penulis: Dr. Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes
Informasi detail bisa didapatkan pada hasil riset kami di link :
http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/07/62M21_1425_Purwo_Sri_Rejeki_Indonesia-1.pdf
Cornelius Coli; Rizka Eka Prasetya; Gadis Meinar Sari; Purwo Sri Rejeki, Effect of Moderate-Intensity Acute Physical Activity on Decreasing Cortisol Levels in Obese Female. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology . Jul-Sep2021, Vol. 15 Issue 3, p2716-2723. 8p.