Kulit Buah Manggis Melindungi Fungsi Otak Melalui NF-Κb Glial san Ekspresi Penanda Inflamasi pada Diabetes

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari Alodokter

Siapa yang tidak kenal buah manggis atau biasa dianggap sebagai ‘Ratu Buah’ karena rasa tropisnya yang khas dan lezat yaitu berasa manis dan asam. Buah ini telah dimanfaatkan selama ratusan tahun di seluruh dunia bahkan WHO membuktikan keamanannya sebagai buah tradisional tanpa gangguan kerusakan organ yang dilaporkan selama lebih dari 100 tahun, dan direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh manusia. Kandungan nutrisinya diyakini dapat menurunkan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, bahkan mencegah penyakit kanker. Ternyata tidak hanya buahnya bermanfaat, kulit buah manggis jangan dibuang karena juga mampu memelihara kesehatan jantung, meredakan peradangan, mengatasi jerawat, dan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh atau yang biasa kita kenal dengan diabetes. Penyakit diabetes sering diiringi dengan adanya peradangan otak dan penurunan daya ingat. Oleh karena itu perawatan yang ampuh sangat dibutuhkan untuk mencegah penekanan fungsi saraf yang dipicu oleh penyakit diabetes.

Tim peneliti kolaborasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sain dan Matematika Universitas Diponegoro telah mengungkap bahwa kulit buah manggis ini melindungi fungsi otak melalui pelemahan aktivasi ekspresi faktor nuklir glial-κB (NF-κB) di jaringan otak dan ekspresi serum interleukin (IL)-6, faktor nekrosis tumor-(TNF-α) dan superoksida dismutase (SOD) pada kondisi diabetes. Hal ini terjadi karena keberadaan metabolit sekunder dalam tanaman tersebut seperti xanton dan kandungan nutrisi  seperti vitamin C, vitamin B2, folat, dan magnesium. Xanton ini bekerja dengan menghambat a-glucosidase dan hiperglikemia post-prandial, sehingga mengurangi penyerapan glukosa. Namun bioavailabilitasnya rendah yaitu 0,4% dan dapat mencapai kadar plasma maksimum dalam 63 menit. Hal ini disebabkan karena metabolismenya terjadi di hati dan usus, dan keberadaan senyawa lain dalam kulit buah manggis dapat menghambat beberapa isoform CYP450, seperti CYP1A dan CYP2C, dan juga menghambat konjugasi glukuronida dan/atau sulfat-manggis yang berdampak pada penurunan proses metabolisme di hati dan usus. Oleh karena itu, kulit buah manggis dapat digunakan sebagai biomarker potensial untuk deteksi dini gangguan neurokognitif pada pasien diabetes.

Penulis: Retno Widyowati

Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada artikel aslinya dengan judul:

Effect of Garcinia mangostana pericarp extract on glial NF-κB levels and expression of serum inflammation markersin an obese-type 2 diabetes mellitus animal model” pada BIOMEDICAL REPORTS 15: 63, 2021 dengan tautan berikut ini: https://doi.org/10.3892/br.2021.1439

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp