Peningkatan Apoptosis Sel Induk Osteosarcoma setelah Kokultivasi Sel Mononuklear Darah Tepi yang Disensitisasi dengan Sekresi Sel Punca Mesenkim dan Faktor Perangsang Koloni-2 in vitro

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Fine Art America

Osteosarcoma merupakan neoplasma yang dapat didiagnosa berdasarkan pemeriksaan histologi terhadap produksi osteoid berhubungan dengan malignant mesenchymal cells. Osteosarcoma umumnya adalah tumor yang bersifat agresif dan cenderung bermetastasis secara dini dan memiliki beberapa tipe, dimana secara konvensional dibagi berdasarkan tipe sel (osteoblastik, chondroblastic dan fibroblastic). Osteosarcoma merupakan sarkoma primer tulang yang paling banyak terjadi. Pada beberapa tahun terakhir, pendekatan imunoterapi berbasis sel dan antibodi telah cukup berhasil pada terapi keganasan anak. Salah satu yang menarik perhatian adalah potensi yang dimiliki oleh sel mononuklear darah perifer atau yang dikenal secara internasional dengan Peripheral Blood Mononuclear Cells (PBMCs). PBMCs lebih unggul dibandingkan dengan sumber terapi berbasis sel lainnya.

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan apoptosis yang dicetuskan oleh PBMCs yang disensitivasi dengan secretome dan GM-CSF pada kokultur dengan stem cell osteosarkoma melalui jalur sitokin. PBMCs secara fisiologi mempunyai sifat atau berfungsi sebagai clock mechanisme yang mengatur faktor transkripsi dan translasi di jaringan dan sel imun yang menghasilkan berbagai macam molekul pro dan anti inflamasi, ligand dan sitokin lainnya dari sel imun.

PBMCs terdiri dari beberapa sel (limfosit (Th1, Th2, Th17), monosit, Natural Killer Cell, dendritic Cell, makrofage  yang mempunyai fenotip dan aktivasi berbeda dalam sistem imun. Pada penelitian ini, proses sensitivasi PBMCs sebelum kokultivasi dengan OS-MSCs diharapkan dapat meningkatkan potensi PBMCs dengan berbagai komponen tersebut, pada penelitian ini digunakan secretome dan GM-CSF sebagai stimulator komponen PBMCs. Evaluasi efek stimulasi PBMCs dalam penelitian ini di antaranya adalah dalam penelitian ini menggunakan crud dari secretom mesenchymal stem cell (MSCs) dan CSF-2 yang merupakan produk makrofage yang murni.

Hasil dari penelitian ini setelah dilakukan analisis aktifitas biologi sel dengan statistik dapat disimpulkan bahwa secretom dan CSF-2 dapat meningkatkan aktifitas PBMCs walaupun tidak menunjukkan yang signifikan dalam analisis statistik tetapi secara biologis menunjukkan adanya proses apoptosis. Terjadi peningkatan sekresi TNF-alpha pada PBMCs yang dikultur dengan penambahan Secretom dan CSF-2 bila dibandingkan antara penambahan secretom dan penambahan CFS-2.

Terjadi peningkatan sekresi sTRAIL pada kultur PBMCs setelah ditambahakan secretom dan CSF-2, peningkatan pada ekspresi Caspase 8 kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs pada kedua perlakukan antara secretom dan CSF-2. Ekspresi Caspase 3 pada pada kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs setelah ditambahkan PBMCs yang diaktifasi dengan secretom dan CSF-2, dan ekspresi Anexin V pada kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs setelah ditambahkan secretom dan CSF-2.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini setelah dilakukan analisis aktifitas biologi sel dengan statistik dapat disimpulkan bahwa secretom dan CSF-2 dapat meningkatkan aktifitas PBMCs walaupun tidak menunjukkan yang signifikan dalam analisis statistik tetapi secara biologis menunjukkan adanya proses apoptosis. Peningkatan sekresi TNF-alpha pada PBMCs yang dikultur dengan penambahan Secretom dan CSF-2 dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan bila dibandingkan antara penambahan secretom dan penambahan CFS-2. Peningkatan sekresi sTRAIL pada kultur PBMCs setelah ditambahakan secretom dan CSF-2. Tetapi bila dibandingkan berdasarkan waktu penambahan CSF-2 lebih tinggi dibandingankan dengan secretom. Peningkatan ekspresi Caspase 8 pada kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs pada kedua perlakukan antara secretom dan CSF-2 tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Ekspresi Caspase 3 pada kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs setelah ditambahkan PBMCs yang diaktivasi dengan secretom dan CSF-2, tetapi keduanya tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Ekspresi anexin V pada kokultivasi antara OS-MSC dan PBMCs setelah ditambahkan secretom dan CSF-2.

Hasil penelitian ini pentingnya pengobatan secara Regenerative medicine di masa akan datang. Pada penderita tumor atau kanker bisa dijadikan alternatif dimana sel punca dengan sekretom dapat melakukan apoptosis pada sel tumor. Diharapkan kedepannya penelitian tentang sekretom dan apoptosis dapat terus dilakukan dan tujuannya untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien dan outcome klinis yang lebih baik.

Penulis: Dr. Ferdiansyah, dr, Sp.OT(K) & dr. Fachrizal Arfani Prawiragara

Link: https://www.dovepress.com/articles.php?article_id=66746

Judul Jurnal: The Escalation of Osteosarcoma Stem Cells Apoptosis after the Co-Cultivation of Peripheral Blood Mononuclear Cells Sensitized with Mesenchymal Stem Cells Secretome and Colony Stimulating Factor-2 in vitro

Authors : Ferdiansyah Mahyudin, Fachrizal Arfani Prawiragara, Mouli Edward, Dwikora Novembri Utomo, Mohammad Hardian Basuki, Yunus Abdul Bari, Alexander Patera Nugraha, Fedik Abdul Rantam Dipublikasikan di : Journal of Blood Medicine (Dove Press)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp