Tingkatkan Peluang Sinergisitas Perguruan Tinggi dengan ZISWAF Melalui Program Kampus Zakat LMI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana saat Lembaga Manajemen Infaq (LMI) memberikan sosialisasi terkait program Kampus Zakat. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Program Studi S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) telah sukses melakukan kolaborasi dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kampus Zakat. Mengikuti kesuksesan tersebut, kini LMI mulai mengembangkan kolaborasi dengan turut bekerja sama Program Studi S1 Akuntansi FEB UNAIR dan S1 Akuntansi PSDKU Banyuwangi.

Citra Widuri selaku Direksi Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) LMI menuturkan bahwa besar harapan LMI bisa turut membantu mahasiswa berkembang melalui program magang Kampus Zakat. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu ekosistem syariah finance bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi.

“Tak hanya itu, mahasiswa nantinya juga akan mendapatkan pengalaman yang akan bermanfaat di aspek pekerjaan atau profesionalitasnya. Sesuatu yang sangat dibutuhkan di bidang kerja,” jelasnya.

Ketua Bidang IV Inovasi Forum Zakat itu menerangkan bahwa saat ini Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) sangat sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Baik di bidang pendidikan, penelitian hingga pengabdian masyarakat.

Peluang sinergitas antara perguruan tinggi dan LMI sangat luas. Dalam bidang pendidikan, LMI akan memfasilitasi akademisi agar mengetahui permasalahan dan keluhan yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam bidang penelitian, perguruan tinggi dapat memeriksa kesesuaian antara hal yang dipelajari secara teoritis dengan praktik yang terjadi di lapangan.

“Sedangkan dalam bidang pengabdian, dapat meningkatkan skill mahasiswa dalam pengentasan kemiskinan sesuai dengan metodologi pendayagunaan dana ZISWAF,” jelasnya.

Lebih lanjut, M. Jaenudin selaku Ketua Kompartemen Kampus Zakat & Amil Laznas LMI menerangkan bahwa latar belakang terciptanya Program Kampus Zakat adalah keinginan untuk mengkolaborasikan teori dan praktik. Hal tersebut selaras dengan program Kampus Merdeka yang ingin mengecilkan gap antara teori dan praktik.

“Nantinya diharapkan mahasiswa dapat menemukan gap antara teori dan praktik. Temuan tersebut nantinya bisa dijadikan sebagai topik skripsi mahasiswa,” tuturnya.

Mahasiswa yang mengikuti Kampus Zakat di LAZ akan langsung mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari di kampus. Mahsiswa dapat mengajukan topik riset yang relevan dengan program lembaga zakat yang berjalan. Mahasiswa juga dapat mengajukan proposal program yang inovatif dan solutif

“Keilmuan dari teman-teman mahasiswa, kami harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar,” lanjutnya.

Program Kampus Zakat nantinya akan diimplementasikan menjadi tiga kategori. Learning by experience sebanyak 70 persen, learning from mentor and facilitator sebanyak 20 persen dan Formal Learning dari narasumber expert sebanyak 10 persen.

“Mahasiswa akan mendapatkan kontrak belajar dan kontrak kerja, mengikuti peraturan yang berlaku di LMI. Pada akhir magang, mahasiswa akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang bisa bermanfaat,” tutupnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp