Virulensi Mutasi SARS-CoV-2 dan Tingkat Kerentanan Manusia Tertular COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by BBC

Tingginya penularan COVID-19 sejak akhir 2019 mendorong WHO mengeluarkan status pandemi pada Maret 2020. Berdasarkan identifikasi sekuensi genetik, COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, golongan Corona Virus yang dapat menginfeksi manusia, dan masih memiliki kesamaan genetik dengan SARS-CoV (penyebab wabah SARS) dan MERS-CoV (penyebab wabah MERS). Berbeda dengan kedua virus Corona sebelumnya, SARS-CoV-2 memiliki kecepatan penularan jauh lebih tinggi.  Melalui identifikasi genetik, juga ditemukan kesamaan antara SARS-CoV-2 dengan Corona Virus pada kelelawar (BaTCoV RaTG13). SARS-CoV-2 mampu menginfeksi tubuh manusia melalui cipratan droplet saat pasien terkonfirmasi batuk atau bersin, kontak erat, maupun melalui fecal-oral.

Komponen Virus

SARS-CoV-2 memiliki empat komponen penting yang berperan dalam proses infeksi ke tubuh manusia diantaranya protein Spike (S), protein Membran (M), protein Envelope (E), dan Nukleokapsid (N). Masing-masing protein memiliki peran vital pada proses infeksi. Selain itu dalam tubuh manusia, sel ACE2, TMPRSS2, dan CTSB/L merupakan sasaran penting SARS-CoV-2 sebagai pendukung patogenesis virus. Jalur masuk virus ke dalam tubuh terjadi melalui ikatan antara protein Spike (S) virus dengan ACE2. Kemudahan virus menginfeksi kemungkinan besar disebabkan karena sel ACE2, TMPRSS2, dan CTSB/L terdapat pada semua jaringan dalam tubuh manusia.

Kerentanan Manusia

Risiko tertular virus kurang lebih sama pada semua kelompok manusia. Namun, pasien dengan komorbid memiliki risiko lebih besar untuk tertular dan pengembangan tingkat keparahan penyakit. Pada pasien dengan komorbid seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kardiovaskular, dan infeksi pernapasan terjadi overaktivasi sel ACE/ANGII/AT1R pro-inflamasi. Pasien dengan riwayat kanker menyebabkan terjadinya imunosupresi sistemik, kelebihan sitokin, supesi induksi agen proinfalamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik. Selain itu, pasien dengan sirosis hati ditemukan mengalami penurunan fungsi sistem imun sehingga memudahkan penularan virus. Infeksi SARS-CoV-2 pada orang dengan komorbid menimbulkan risiko kematian lebih tinggi. Namun, pasien dengan komorbid tidak perlu terlalu khawatir tertular jika patuh terhadap penerapan protokol kesehatan, melakukan pola hidup sehat, serta rajin memeriksakan kondisi kesehatan. Pada ibu hamil, infeksi SARS-CoV-2 menimbulkan gejala umum seperti demam, batuk, dan myalgia namun belum ditemukan penularan antara ibu dengan bayi yang dilahirkan.

Mutasi Virus

Tantangan yang dihadapi oleh penduduk dunia bukan hanya kecepatan penularan virus dan pengendalian infeksi, namun juga adanya mutasi dari SARS-CoV-2. Seperti D.6.1.4.G, pertama kali ditemukan di China, diketahui memiliki laju penularan lebih tinggi daripada SARS-CoV-2. Berbeda halnya dengan B.1.1.7, ditemukan di UK, diketahui memiliki kecepatan berikatan dengan ACE2. Mutasi SARS-CoV-2 di Afrika Selatan, disebut dengan B.1.160. Tidak hanya itu, di Australia ditemukan mutasi yang diberi nama R203K, menunjukkan kecepatan infeksi dan reproduksi dalam tubuh manusia. Serta B.1.1.28, ditemukan di Brazil, menunjukkan kecepatan replikasi protein S.

Diagnosis Penunjang

Setelah melakukan kontak dengan pasien terkonfirmasi maupun saat seseorang mengalami gejala yang dicurigai merupakan gejala COVID-19 sebaiknya melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sebagai penunjang diagnosis, dokter akan merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan dengan RT-PCR. RT-PCR merupakan pemeriksaan yang paling aman dilakukan karena dapat menunjukkan nilai Ct (Ct-value). Ct-value berperan penting untuk mengetahui virulensi SARS-CoV-2 dalam tubuh. Selain itu, RT-PCR juga dapat mendeteksi mutasi SARS-CoV-2. Pasien terinfeksi SARS-CoV-2 maupun mutasinya, menunjukkan hasil RT-PCR positif dengan Ct-value tinggi.

Penulis: Alfian Nur Rosyid

Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tulisan kami:

http://jonuns.com/index.php/journal/article/view/668

Berita Terkait

newsunair

newsunair

Scroll to Top