ES KRIMINAL, Inovasi Jamu Masa Kini dari Kelompok 162 KKN BBM 64 untuk Warga Kampung Ketandan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ibu-ibu Kampung Ketandan, Kecamatan Genteng, Kelurahan Genteng, Surabaya saat mendokumentasikan ES KRIMINAL yang telah dibuat. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS –  Tanaman Obat Keluarga atau biasa dikenal sebagai TOGA adalah tanaman yang biasa di tanam di pekarangan rumah. TOGA sangat kaya akan manfaat. Biasanya, TOGA diracik menjadi jamu. Jamu yang memiliki rasa khas dan bau yang agak menyengat, membuat sebagian orang enggan meminumnya.

Melihat hal tersebut, Kelompok 162 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Masyarakat (BBM) Universitas Airlangga (UNAIR) ke-64 berinovasi membuat ES KRIMINAL (Es Krim Jamu Tradisional) yang berasal dari temulawak. Temulawak sendiri merupakan salah satu TOGA yang bermanfaat sebagai antioksidan, anti-peradangan, hingga menjadi obat stress. 

Berhasil ditemui oleh tim UNAIR NEWS pada Rabu (18/08/2021), Neva Safitri Salsabila selaku penanggung jawab program ES KRIMINAL tersebut mengungkapkan, idenya tersebut tercetus didasari dengan ketidaksukaan sebagian masyarakat, terutama anak-anak dengan rasa jamu yang pahit.

“Aku ingin cari cara supaya masyarakat mau mencoba jamu. Aku pribadi suka jamu, apalagi kalo dingin jadi segar gitu. Jadi, tercetuslah ide es krim jamu ini. Dengan begitu, kemungkinan anak anak serta masyarakat jadi tertarik untuk mencicipi jamu yang dikemas menjadi es krim,” tutur Neva.

Ia menambahkan, alasan kelompok mereka memilih temulawak. Menurut mereka, rasa temulawak akan lebih mudah diterima masyarakat yang tidak suka jamu. Harapannya, dengan temulawak pendekatan kepada masyarakatnya lebih mudah. 

Neva mengaku, untuk menyukseskan program kerja mereka, kelompok yang bertugas di Kampung Ketandan, Surabaya tersebut memberikan video tutorial secara daring melalui grup whatsapp. Selain itu, membuat kit berisi bahan-bahan ES KRIMINAL, untuk selanjutnya diberikan pada 10 warga Kampung Ketandan.

“Resepnya ini aku lihat di youtube Lisvi Siti Sofiyah judulnya Es Krim Kunyit, tentunya dengan sedikit inovasi. Kami membuatnya dengan bahan temulawak, susu, creamer, maizena dan gula,” ungkapnya. 

Ia juga menjelaskan tata cara pembuatan ES KRIMINAL tersebut. Neva mengaku, caranya cukup mudah ditiru oleh masyarakat. Bahan-bahan tersebut dicampur, kemudian didihkan hingga mengental, dan dibekukan. Setelahnya, ES KRIMINAL setengah jadi dihaluskan menggunakan mixer dengan menambahkan emulsifier agar mengembang.

“Perlu kesabaran dalam mencampur es krimnya dengan emulsifier, sebab butuh waktu lama hingga benar-benar mengembang. Jika tidak benar-benar mengembang, es krim akan membentuk dua lapisan. Ada yang seperti es batu di bawah dan bentuk foam lembut pada lapisan atas,” jelasnya. 

Mahasiswa Fakultas Farmasi itu mengaku, kelompoknya mendapatkan respon positif dari warga. Pembuatan ES KRIMINAL bersama juga membuahkan hasil yang baik, banyak warga yang suka akan rasa dari es krim temulawak tersebut. 

“Kami berharap, dengan proker ini warga dan anak anak di Kampung Ketandan dapat lebih menyukai dan mendapatkan manfaat dari jamu, dan ilmunya dapat terus digunakan jangka panjang, tidak berhenti pada KKN ini saja,” tutupnya. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp