The Mediating Role of Financial Performance in The Relationship Between Green Innovation and Firm Value: Evidence from ASEAN Countries

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh ERC

Tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development Goals/SDGs) di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) telah menjadi isu dan perhatian utama di balik upaya peningkatan keberlanjutan dibidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) 2018 laporan menyoroti bahwa, rata-rata, indikator lingkungan yang digunakan oleh 10 orang negara Asia Tenggara mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Ini sekitar 50% dalam hal kualitas udara, kesehatan ekologi, keberlanjutan keanekaragaman hayati, logam berat, energi dan udarapolusi ( Wendling et al. , 2018 ). Meski angka ini masih dalam taraf sedang, aspek lingkungan telah menjadi perhatian utama perusahaan sebagai strategi inovatif yang memberikan nilai kompetitif, yaitu inovasi hijau ( Calza et al. , 2017 ; Dong et al. , 2014).

Inovasi hijau dapat meliputi inovasi proses, produk dan tingkat organisasi (Chen dkk .,2006 ; Tseng dkk. , 2013; Dong dkk. , 2014; Garcıa -Granero dkk. , 2018 ). Inovasi produk mengacu pada produksi produk atau layanan baru atau yang dimodifikasi, menggunakan bahan dan produkdesain yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan (Garcıa -Granero dkk. , 2018;Tang dkk. , 2018; Huang dan Li, 2017). Inovasi proses yang mengacu pada pembaruan proses produksi yang telah dilaksanakan sebelumnya, dengan tujuan untuk mengurangidampak lingkungan (Cheng dkk. , 2014), mengurangi biaya, meningkatkan kualitas danpenyediaan produk atau layanan dan teknik peningkatan menjadi aktivitas pendukung tambahan(Garcıa -Granero dkk. , 2018). Inovasi organisasi yang mengacu pada aktivitas rutin baru yang berubah secara signifikan, termasuk model bisnis, metode dantindakan yang mengubah praktik, hubungan, dan keputusan perusahaan ( Garcıa -Granero et al. , 2018).

Penelitian inovasi hijau di pasar modal memberikan sinyal positif bahwa pasar juga memperhatikan perusahaan yang menerapkan inovasi hijau dalam proses bisnis mereka (Tidak,2015; Misra, 2017 ; Agustia dkk. , 2019; Zhang dkk. , 2020 ). Hal ini memberikan indikasi bahwa investor memperhatikan  manfaat positif dari praktik bisnis yang meningkatkan efisiensi biaya produksi danpertumbuhan peruahaan dalam jangka panjang (Hojnik dkk. , 2017 ; Christmann, 2000; Reyes- Rodrıguez dkk. , 2016). Di dalampraktik akuntansi, adanya efisiensi biaya dalam praktik inovasi hijau akan meningkat profitabilitas (Klingenberg dkk. , 2013; Lia, 2018 ; Tariq dkk. , 2019 ). Menciptakan nilai untuk pemangku kepentingan melalui inovasi lingkungan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan (Agustia dkk.,2019 ). Namun, penelitian lain memiliki temuan sebaliknya, yang menunjukkan bahwa hubungan langsung inovasi hijau tidak berpengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan, terutama di negara berkembang (Yao dkk. , 2019). Inkonsistensi hasil ini memberikan motivasi untuk menyelidiki lebih lanjut bagaimana inovasi hijau dikaitkan dengan pasarkhususnya di negara-negara yang tergabung dalam komunitas ASEAN.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran mediasi kinerja keuangan dalam memodelkan hubungan antara inovasi hijau dan nilai perusahaan. Secara empiris, penelitian sebelumnya memberikan bukti bahwa implementasi inovasi hijau menciptakan nilai ekonomi melalui peningkatan kinerja keuangan (misalnya Chengdkk. , 2014 ; Weng dkk. , 2015 ; Xie dkk. , 2016; Tang dkk. , 2018 ; Bitencourt dkk. , 2020). Ini penelitian umumnya mengembangkan penelitian sebelumnya menggunakan resource-based Theory (RBV), perspektif teori untuk menggambarkan hasil inovasi hijau. Teori RBV memberikan pembenaran untuk inovasi hijau menjadi strategi inovasi yang positif konsekuensi pada kinerja perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data panel,  dikumpulkan dari 374 perusahaan publik di enam negara-negara ASEAN, dan dianalisis menggunakan kuadrat terkecil yang layak (FGLS) untuk mengendalikan heteroskedastisitas dan korelasi serial. Temuan kami memberikan bukti penting bahwa dua proksi Firm Performance (FP), yaitu Return On Asset (ROA)  dan Return On Equity (ROE),memainkan peran penting dalam sepenuhnya memediasi Inovasi Hijau (green Innovation –GI)  dan Firm Value (FV) . Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen GI secara efektif memberikan hasil positif, berupa pertumbuhan keuangan perusahaan. Ini bentuk inovasi dapat terjadi baik pada tingkat produk maupun proses. Menurut RBV perspektif, baik inovasi proses hijau dan inovasi produk hijau bersifat internal sumber daya yang berdampak positif pada keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan (Xie dkk. ,2019 ).

Pelaksanaan GI merupakan komitmen manajemen yang dihasilkan dari kombinasi dari berbagai sumber daya, yaitu keuangan, teknologi dan pengetahuan ( Zhang andWalton, 2017 ).  Melalui GI, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas sumber daya (Chen dkk ., 2006 ). Setiap organisasi yang mengimplementasikan GI tentunya tidak sama, sehingga membutuhkan tipe yang berbeda, sumber daya dan kompetensi ( Calza et al. , 2017).  Dengan demikian, GI dapat dikatakan berharga dansumber daya yang unik dan memberikan kontribusi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Pengaruh langsung GI yang tidak signifikan terhadap FV menunjukkan bahwa penerapan GI sebagai manifestasi legitimasi dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah, namun, yang positif dan signifikan pengaruh FP ( baik ROA dan ROE) terhadap FV menunjukkan nilai ekonomi yang dihasilkan oleh GI, adalah menarik bagi investor.

Minat investor dalam mengambil keputusan investasi masih dipengaruhi oleh kinerja keuangan yang dihasilkan dari inovasi dalam hal produk, proses dan penerapan teknologi lingkungan, khususnya di negara-negara ASEAN. Ini adalah tidak terlepas dari perilaku investor di negara-negara ASEAN yang masih relative didominasi oleh motif memperoleh imbal hasil yang tinggi atas keputusan investasi, terutama dari perusahaan yang memiliki pencapaian skala ekonomi yang lebih baik (Thampanya dkk. , 2020). Melalui sebuah strategi inovasi ramah lingkungan, perusahaan dapat mengambil manfaat ekonomi yang berdampak pada investor dan pemangku kepentingan lainnya.  Temuan penelitian berhasil membuktikan hipotesis pertama, yang berpendapat bahwa GI mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Temuan ini konsisten dengan penelitian  sebelumnya yang dilakukan oleh Aguilera-Caracuel dan Ortiz-de-Mandojana (2013); Xie dkk. (2016);Tariq dkk. (2019).  Pengaruh signifikansi Green Innovation (GI) terhadap kinerja finansial, memperjelas bahwa implementasi GI dianggap sebagai strategi manajemen yang memberikankeuntungan dalam menciptakan nilai masa depan bagi perusahaan.

Temuan studi membuktikan bahwa Firm Performanance perusahaan  manufaktur di negara-negara ASEAN memberikan kontribusi yang signifikan terhadap FV. Pelaksanaan GI, baik yang berkaitan dengan proses produksi maupun produk, memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan jenis inovasi non-GI lainnya. Inovasi ini dilakukan di berbagai cara, termasuk menerapkan pengelolaan sampah standar, meminimalkan CO 2 emisi, meningkatkan efisiensi energi, menggunakan bahan ramah lingkungan, menerapkan 3R (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang), dan berinvestasi dalam teknologi yang berkontribusi terhadap lingkungan. GI mendorong perusahaan untuk mendaur ulang produksi limbah menjadi produk layak yang meningkatkan nilai perusahaan (Agustia dkk. , 2019 ). Dengan demikian, perusahaan yang menerapkan GI dapat menciptakan produk yang ramah lingkungan jika rantai nilai produksi juga menggunakan konsep ramah lingkungan. Hasilnya juga memberikan bukti tambahan bahwa usia, ukuran, dan kepemilikan perusahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan FV.

Keterbatasan/implikasi penelitian – Jumlah observasi masih relatif terbatas, mulai dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek di negara-negara ASEAN. Jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 374 perusahaan dengan 22,30% dari total populasi.

Studi ini menggabungkan berbagai jenis data sekunder untuk memberikan bukti panel tentang efek mediasi kinerja keuangan menggunakan ROA dan ROE dalam hubungan antara inovasi hijaudan nilai perusahaan, dengan menggunakan negara-negara ASEAN sebagai sampel.

Penulis: Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak.

Link Jurnal: https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/EJIM-11-2020-0459/full/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp