Seluruh dunia sedang mengalami pandemi global yang disebabkan oleh penyakit Coronavirus 2019. Berdasarkan data menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Secara global, per 18 Mei 2021, telah terjadi 163.312.429 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 3.386.825 kematian, dilaporkan ke WHO . Per 18 Mei 2021, total 1.407.945.776 dosis vaksin telah diberikan.1,2 Tingkat infeksi COVID-19 terus meningkat tajam. Hingga 18 Mei 2021, ada 880.362 kasus yang dikonfirmasi dan 19.617 kematian di Pakistan.
Dibandingkan dengan COVID-19, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS–CoV) memiliki insiden 8.422 kasus dengan tingkat kematian kasus (CFR) 11%, dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) 2.574 kasus yang dikonfirmasi laboratorium, termasuk 886 kematian terkait (rasio fatalitas kasus 34,4%). Angka infeksi COVID-19 terus meningkat tajam, begitu pula dengan jumlah obat antivirus yang bekerja sebagai pengobatan COVID-19. Seiring dengan perkembangan pandemi, telah banyak penelitian tentang obat antivirus, seperti hydroxychloroquin, chloroquine, remdesivir, lopinavir-ritonavir, favipiravir, oseltamivir, dan umifenovir.
Obat antivirus spesifik yang terbukti efektif melawan SARS-CoV-2 belum ditemukan dan disetujui untuk pengobatan COVID-19. Saat ini, deteksi kasus, pengendalian infeksi, pemantauan, pencegahan, dan perawatan suportif menjadi sarana yang difokuskan pada pengobatan COVID-19. Penelitian skala besar saat ini sedang dilakukan untuk menganalisis keamanan dan kemanjuran obat antivirus, sementara uji coba vaksin SAR-CoV-2 berkembang pesat.
Penulis: Hanik Badriyah Hidayati, Evi Octavia
Detail tulisan lengkap dapat dilihat: https://www.apicareonline.com/index.php/APIC/article/view/1522
Hidayati HB, Octavia E, Srisetyaningrum CT. Antiviral therapy for COVID-2019. Anaesth. pain intensive care 2021;25(3):387–390.