UNAIR NEWS – Masker merupakan suatu barang pokok yang harus dimiliki setiap individu saat ini. Wajib digunakan saat keluar rumah membuat limbah masker, khususnya masker sekali pakai mengalami lonjakan.
Melihat hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Airlangga (UNAIR) yang diketuai oleh Alfionita Isnaini membuat terobosan baru bernama MASNANO. Bersama dengan keempat rekannya yaitu, Via Qurrota A’yun, Tarissa Sekar Ayunda, Arina Inas Maheswari, dan Salsabilla Pangesti, Alfionita membuat produk berupa masker kain dengan filter nanofiber yang berasal dari selulosa serabut kelapa. Produk tersebut berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Kemendikbud-Ristek RI tahun 2021.
“Awalnya, inovasi kita ini didasari kelangkaan masker yang sempat terjadi pada awal tahun lalu. Lalu, ditambah sekarang ada himbauan double masking untuk meningkatkan efikasi filtrasi masker,” jelas Fio pada tim UNAIR NEWS Selasa (10/08/2021)
Ia menambahkan, produk yang dibimbing oleh Rr. Retno Widyowati, SSi., MPharm., PhD., Apt tersebut, membantu masyarakat untuk mendapatkan efikasi filtrasi yang lebih baik dibanding dengan masker kain biasa. Dengan memakai MASNANO, individu tidak perlu menggunakan dua masker secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan filter nanofiber pada MASNANO mampu menyaring nanopartikel termasuk bakteri dan virus penyebab penyakit.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa alasan MASNANO menggunakan serabut kelapa sebab limbah serabut kelapa di pasar sangatlah banyak dan tidak terolah. Selain itu, serabut kelapa sendiri mengandung selulosa yang bermanfaat untuk menyaring nanopartikel.
“Serabut kelapa yang telah dibersihkan, dikeringkan, lalu dihancurkan menggunakan blender dan mesin penghancur di lab Farmasi. Kemudian, serabut kelapa yang telah dihancurkan akan dibuat menjadi lembaran filter,” jelasnya.
Dalam memproduksi MASNANO mahasiswa-mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UNAIR tersebut memiliki beberapa hambatan. Pembuatan filter yang berada di Surabaya tepatnya di laboratorium FF, membuat anggota yang berada di luar Surabaya terbatasi PPKM. Namun, Fio mengaku bahwa hal tersebut tidak menghentikan produksi mereka. Anggota yang berada di Surabaya bertugas menyelesaikan filter, sementara anggota lain mengurus hal lainnya.
Tarissa salah satu anggota menambahkan, mereka sempat kesulitan mencari penjahit. Ia mengaku, pencarian penjahit sempat memakan banyak waktu sebab, banyak penjahit yang tidak sanggup mengikuti desain unik dari MASNANO.
MASNANO sendiri memiliki tiga model masker kain. Mereka menyediakan dua paket berbeda yaitu, paket lengkap yang terdiri dari masker dan juga filter, dan paket hemat yang hanya terdiri dari filternya saja. MASNANO dibandrol dengan kisaran harga Rp30.000 – Rp90.000. Produk tersebut kini tengah mengadakan PO 1 hingga Jumat (13/08/2021) di sini https://desty.page/masnanoid.
“Kami berharap MASNANO dapat membantu mengurangi penyebaran COVID-19 karena memakai filter nanofiber. Jangan lupa untuk beli MASNANO dan kunjungi sosial media,” tutup Tarissa. (*)
Penulis: Alysa Intan Santika
Editor: Nuri Hermawan