Manfaat Kolagen Sisik Ikan Gurame pada Regenerasi Tulang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh epetani.net

Scaffold dari kolagen banyak digunakan pada tissue engineering oleh karena sifat biokompatibilitas yang dimiliki, porositas yang tinggi dan antigenitasnya yang rendah, serta dapat diserap oleh tubuh. Penelitian Wulandari (2016) menunjukan ukuran pori ekstrak kolagen sisik ikan gurami berkisar antara 191,6 – 385,3 µm. Scaffold kolagen berperan dalam memberikan tempat bagi sel sehingga harus memiliki porositas berkisar antara 100 – 500 µm, saling berhubungan sepenuhnya secara geometri dalam struktur yang sangat berpori untuk memungkinkan pertumbuhan sel dan distribusi sel, serta mendukung neovaskularisasi dari konstruksi jaringan sekitarnya.

Pada penelitian yang dilakukan Prof. Chiquita dan kolega ini menggunakan hasil ekstraksi sisik ikan gurami dengan cara kombinasi antara kimiawi dan enzimatis sebagai sumber kolagen untuk mengetahui efeknya pada regenerasi sel tulang melalui pengamatan penanda OPG dan RANKL. Dari hasil uji karakterisasi ekstrak dari sisik ikan gurami ini merupakan suatu biomaterial yang mengandung kolagen. Sebelum pengaplikasian kolagen sisik ikan pada kultur sel osteoblas, dilakukan proses hidrolisa pada kolagen sisik ikan tersebut sehingga menghasilkan peptide kolagen dengan berat molekul 700-1300 Da. Proses hidrolisa tersebut sangat penting karena untuk meniru proses biodegradasi kolagen di dalam tubuh organisme yang pada akhirnya menghasilkan peptide kolagen. Sedangkan, diketahui reseptor α pada osteoblas hanya dapat mengikat protein dengan berat molekul ± 1000 Da dan reseptor β pada osteoblas hanya dapat mengikat protein dengan berat molekul ± 750. Dalam penelitian yang dilakukan Prof. Chiquita dan kolega sebelumnya didapatkan bahwa pengaplikasian SHED dengan perancah hidroksiapatit (HA) pada defek tulang alveolar dapat meningkatkan ekspresi osteopontin (OPN) dan osteocalcin (OCN). OPN dan OPN merupakan penanda (marker) yang menandakan adanya sel osteoblast pada fase awal, dan memainkan peranan penting dalam fungsi osteoblast sebagai sel pembentuk tulang. Peningkatan OPN dan OCN berkorelasi langsung dengan diferensiasi osteoblast. Dalam penelitian tersebut, sumber dari SHED diambil dari gigi susu pasien yang dicabut pada bagian kedokteran gigi anak RSGM Universitas Airlangga untuk kepentingan perawatan kawat gigi.

Pemeriksaan pada penelitian ini menggunakan marker OPG dan RANKL karena kedua marker tersebut berperan dalam mekanisme signalling yang penting pada homeostasis pada tulang. Homeostasis pada tulang tersebut untuk melihat kemampuan keseimbangan mengarah pada besarnya atau sedikitnya resorpsi tulang yang terjadi berhubungan dengan proses produksi OPG dan RANKL. Dari hasil penelitian in vitro ini, menunjukan bahwa ekspresi OPG dan RANKL semakin meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi kolagen sisik ikan gurami dan meningkat sebanding dengan waktu. Namun, ekspresi OPG lebih besar daripada ekspresi RANKL pada aplikasi kolagen sisik ikan gurami pada kultur sel osteoblas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Boeyce et al (2008) dan Belibasakis (2011) bahwa ekspresi OPG dan RANKL akan selalu berbanding terbalik.

Penulis: I Komang Evan Wijaksana, Chiquita Prahasanti

Artikel penuh dapat dilihat pada laman: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/07/29-D21_1420_Chiquita_Prahasanti2_Indonesia-1.pdf

Wijaksana et al. OPG and RANKL Expression in Osteoblast Culture after Application of Osphronemus Gourami Fish Scale Collagen Peptide. Journal of International Dental and Medical Research. 2021; 14(2): 618-622

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp