Permasalahan Benda Asing pada Telinga, Hidung, dan Tenggorok

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Radio Times

Benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok merupakan kasus kegawatdaruratan yang sering ditemui di IGD. Pada tahun 2016, sebanyak 689 pasien benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok dibawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo (Kristyono, 2017). Besarnya angka kejadian kasus tersebut menggerakkan kami untuk melakukan penelitian epidemiologi benda asing pada telinga hidung, dan tenggorok yang dirawat di IGD RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2018. Kami akan membahas hasil dari penelitian kami serta memberikan rekomendasi atas masalah yang kami temukan.

Penelitian yang kami lakukan menemukan bahwa pada tahun 2018, terdapat 802 pasien yang dibawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo akibat kasus benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (Ihsanulhaj, 2021). Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan penelitian yang dilakukan pada pasien kasus yang sama pada tahun 2016 yaitu sebanyak 689 pasien (Kristyono, 2017).

Kami menemukan bahwa kelompok umur yang paling sering mengalami kasus benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok adalah kelompok umur 0-10 tahun (Ihsanulhaj, 2021). Anak usia 0-10 tahun menjadi kelompok umur yang paling sering mengalami kasus benda asing dimungkinkan karena masa anak-anak merupakan masa eksploratif sehingga mereka melakukan hal-hal baru yang bahkan dapat membahayakan diri mereka. Cheng dan Tam (1999) menyatakan bahwa anak-anak pada usia pra-sekolah merupakan kelompok usia yang rentan untuk masuknya benda asing ke dalam tubuh sehingga dibutuhkan edukasi ke orang tua agar kejadian dapat diturunkan. Pengawasan oleh orang tua sangat penting untuk memastikan kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak tidak membahayakan diri mereka.

Ditemukan bahwa benda asing paling sering ditemukan pada telinga dengan jumlah kasus sebanyak 342 kasus (42.64%). Jenis benda asing yang paling sering ditemukan pada telinga adalah kapas dari cotton bud dengan jumlah kasus sebanyak 173 kasus (50.58%) (Ihsanulhaj, 2021). Hal ini dapat terjadi dikarenakan masyarakat melakukan praktik tidak aman dalam membersihkan kotoran telinga. Masyarakat biasa membersihkan kotoran telinga dengan menggunakan cotton bud tanpa pengawasan dari tenaga kesehatan yang ahli. Kami menghimbau untuk melakukan pembersihan telinga ke tenaga yang ahli seperti konsultasi ke dokter THT.

Hidung merupakan tempat kedua yang paling sering ditemukan benda asing dengan jumlah kasus sebanyak 265 kasus (33.04%). Jenis benda asing yang paling sering ditemukan di hidung adalah manik-manik dengan jumlah kasus sebanyak 137 kasus (51.70%) (Ihsanulhaj, 2021). Manik-manik menjadi benda asing terbanyak yang ditemukan di hidung dapat diakibatkan karena manik-manik merupakan mainan yang dapat dijangkau oleh anak-anak dan memiliki ukuran yang kecil sehingga dapat masuk ke dalam hidung. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan secara ekstra oleh orang tua untuk memastikan anaknya bermain dengan aman.

Kasus benda asing pada tenggorok merupakan kasus yang paling sedikit dengan jumlah kasus sebanyak 195 kasus (24.31%). Jenis benda asing yang paling sering ditemukan di tenggorok adalah tulang ikan dengan jumlah kasus sebanyak 166 kasus (85.13%) (Ihsanulhaj, 2021). Hal ini dapat terjadi karena tulang ikan sulit dibedakan dari dagingnya sehingga ketika mengkonsumsi ikan, tulang ikan juga ikut tertelan oleh pasien. Untuk mengurangi kasus tulang ikan yang masuk ke tenggorok, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi lebih banyak ikan olahan tanpa duri atau ikan yang diolah sehingga tulangnya menjadi lunak dan dapat dikonsumsi secara aman oleh masyarakat.

Penelitian ini menemukan bahwa pada tahun 2017, terdapat seorang pasien yang mengalami kelumpuhan saraf wajah akibat masuknya baterai pada telinga pasien (Ihsanulhaj, 2021). Alkalin dari baterai yang bocor dapat menembus jaringan dalam dan menimbulkan nekrosis. Keterlambatan pada penanganan dapat menimbulkan facial nerve paralysis (Premachandra dan McRae, 1990). Oleh karena itu kami menghimbau untuk menjauhkan baterai dari jangakauan anak-anak untuk menghindari komplikasi tersebut.

Jika terdapat orang di sekitar anda yang mengalami kasus benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok, segera bawa orang tersebut ke IGD terdekat untuk dilakukan prosedur pertolongan. Pertolongan sesegera mungkin dapat menurunkan kemungkinan komplikasi sehingga kualitas hidup dari pasien tetap terjaga.

Penulis: Raka Ihsanulhaj, Rizka Fathoni Perdana

Link Jurnal: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/103840

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp