UNAIR NEWS – Saat ini pengembangan desa wisata di Indonesia sedang ditingkatkan. Sehingga, bermunculan berbagai desa wisata di seluruh penjuru negeri. Hal ini memicu desa-desa lain untuk mengembangkan desa wisata di daerah masing-masing. Salah satunya adalah Desa Widoro, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Namun perlu adanya desa percontohan sebagai salah satu desa yang dapat menjadi contoh dalam pengembagan Desa Wisata Widoro.
Dari tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-64 Kelompok 256 mengajak perangkat Desa Widoro, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti webinar Airlangga Berdialog 1.0 “Menggali Potensi Desaku, Guna Mewujudkan Sektor Pariwisata Desa Yang Sistematis dan Semakin Kuat”. Acara tersebut menggandeng Desa Wisata Osing, Kemiren, Banyuwangi sebagai pembicara pada kesempatan kali ini.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (31/07.2021) tersebut dilaksanakan secara online melalui platform zoom meeting. Diwawancarai pihak UNAIR NEWS, Muhammad Hanif Rizky, selaku penanggung jawab kegiatan menuturkan bahwa dalam kesempatan tersebut, hadir Muhammad Edy Saputro S.ST. Par yang merupakan ketua Pokdarwis Desa Osing Kemiren sebagai pemateri pada hari ini.
“Muhammad Edy Saputro atau biasa dikenal kang Edday merupakan salah satu pemuda yang mengembangkan desa Wisata Osing Kemiren hingga saat ini,” jelasnya.
Selain itu, sambung hanif, tujuan dilaksanakannya kegiatan Airlangga Berdialog 1.0 ini untuk memfasilitasi rencana Desa Widoro dalam pembentukan Desa Wisata dan dapat berbagi pengalaman dan informasi dalam pembentukan Desa Wisata tersebut.
“Airlangga Berdialog 1.0 kali ini mengundang Desa Wisata Osing Kemiren untuk berbagi informasi dalam pembentukan desa wisata yang menjadi rencana pengebangan Desa Widoro,” tuturnya.
Pada akhir, Hanif berharap dengan adanya webinar Airlangga Berdialog 1.0 ini perangkat desa memiliki gambaran mengenai rencana pengembangan desa wisata dan bagaimana pengelolaanya.
“Semoga Desa Widoro semakin siap secara persiapan untuk menjadi desa wisata,” tutupnya.
Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor: Nuri Hermawan
